Senin, 19 Oktober 2015

Dari Batik Hingga Boneka Aromaterapi

_______________________________________________________________________________
(BATIK STORY 1) MEMORI MASA SEKOLAH

Kota Batik di Pekalongan
Bukan Jogja, bukan Solo
 ... 
Negeri kaya di Tanah Papua
Bukan Palembang, Bukan Jakarta

Pernah dengar lagu ini sebelumnya gaes? Liriknya asing enggak menurutmu? Yups lagu tersebut pernah populer di tahun 2005-2006 dan dibawakan oleh grup musik Slank. Judul lagu tersebut adalah SBY. Weits bukan Susilo Bambang Yudhoyono, melainkan Social Betawi Yoi. Sori ini lagu jadul. Namun, generasi tahun 90-an atau 80-an pasti tahu deh lagu ini. 

Saya sendiri waktu SMP suka sekali menyanyikan lagu ini. Maklum ada rasa kebanggaan tersendiri ketika menyanyikan lagu tersebut. Entah kenapa. Mungkin karena saya lahir dan dibesarkan di Pekalongan. Belasan tahun saya tumbuh dan belajar di kota ini, dari TK hingga SMA. Ah entahlah. Pokoknya saya suka saja.

Pekalongan disebut Kota Batik? Tak salah memang. BATIK sendiri kepanjangan dari Bersih, Aman, Tertib, Indah, dan Komunikatif. Selain itu, kota kami memang memiliki beragam jenis batik dengan berbagai warna, corak dan motif. Mulai dari batik tulis hingga batik printing. Ciri khas batik daerah kami adalah memiliki warna-warna yang ngejreng dan mencolok, seperti ungu, merah, biru, dan kuning. Ini sangat berbeda jika kamu membandingkannya dengan batik khas Surakarta atau Yogyakarta, warnanya cenderung cokelat, hitam, putih, dan ada sentuhan klasik. Corak batik khas Pekalongan biasanya berupa hewan atau tumbuhan dan berukuran besar. 
Corak khas Batik Pekalongan
Sumber gambar www.citosmagz.com. 
Adakalanya kami memakai seragam batik di hari tertentu. Waktu SMA saya memakai seragam batik di hari Rabu dan Kamis. Bukan hanya sekolah saya saja yang menerapkan peraturan semacam itu. Sekolah-sekolah lain di wilayah Pekalongan pun melakukan hal yang sama. 

Saat SMP pun saya mendapat mata pelajaran khusus (muatan lokal) mengenai seni membatik (batik tulis). Saya ingat, pada waktu itu saya membuat motif burung merak. Yah, saya memang mempunyai minat yang cukup tinggi terhadap seni rupa, jadi saya pikir mata pelajaran ini sangat menyenangkan. Sama sekali tidak membosankan. Selain membuat motif, saya juga belajar memegang canting dengan benar. Mengatur volume api dari kompor batik (agar malam tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair). Merendam kain batik yang sudah jadi dengan air mendidih (agar lapisan malamnya meleleh). Menjemur kain tersebut hingga kering. Saya akui memang cukup rumit proses pembuatan batik tulis. Maka saya memaklumi ketika batik tulis dihargai sangat tinggi jika dibandingkan batik cap atau printing. Harga satu buah batik tulis bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. 

Di sepanjang Jalur Pantura (Pantai Utara) Pekalongan, kamu bisa menemui sentra-sentra industri kreatif batik jika kamu mau singgah barang sebentar. Salah satu yang terkenal adalah Grosir Batik Setono. Pernah mendengarnya sebelumnya? Nah selain Grosir Batik Setono, kamu juga bisa mengunjungi International Batik Center (IBC) yang ada di Wiradesa. Lokasi IBC cukup dekat dengan SMA saya. Kalau kamu mau cari batik dengan harga terjangkau dan bisa ditawar datanglah ke Grosir Batik Setono. Namun, kalau bujet belanjamu berlebih dan kamu mau cari batik dengan kualitas premium mampir saja ke IBC. 
International Batik Center via Google Map
________________________________________________________________________________ 
(BATIK STORY 2) MEMORI MASA KULIAH 

UNY, Yogyakarta, 2013. 

Apa yang kamu kerjakan di masa-masa aktif kuliah? Kalau saya selain organisasi, saya pernah jualan boneka. Saya enggak sendiri. Saya dibantu 3 rekan saya. Karena saya anak akuntansi, saya diminta menjadi manajer keuangan pada usaha kecil yang kami dirikan bersama. Sedangkan 3 rekan saya yang lain, Ike (anak teknik busana angkatan 2011), Aldi (anak biologi angkatan 2012), dan Meita (anak biologi angkatan 2009) mempunyai peranan yang berbeda. Ike menjadi direktur utama, Aldi menjadi manajer produksi, sedangkan Meita menjadi manajer pemasaran. Di sini kami belajar bagaimana berwirausaha. Kami belajar dari nol, mulai dari mengkonsep produk, merencanakan pemasaran, mencari pemasok, membuat laporan keuangan dan sebagainya. 

Gagasan kami cukup sederhana, kami mengkonsep boneka aromaterapi berbusana batik. Lho kok bisa? Bisa saja. Ide ini datangnya dari Ike dan Meita. Boneka yang kami buat nantinya diberi aromaterapi di dalamnya sehingga jika dipeluk tercium aroma wewangian. Aromaterapi lavender adalah yang kami pilih. Sedangkan bahan batik yang kami gunakan untuk baju boneka berasal dari perca batik yang kemudian kami daur ulang (recycle) menjadi busana boneka. 

Kami lebih memilih perca batik dibandingkan kain batik utuh. Ada beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama, kami ingin menjadikan perca batik sebagai produk yang memiliki value added dan nilai ekonomis. Yang kedua, daripada kain perca tersebut dibuang begitu saja atau dibakar dan bisa mengakibatkan polusi udara lebih baik kami daur ulang menjadi baju boneka. Ketiga, dengan menggunakan kain perca batik, setidaknya kami bisa menghemat anggaran dan mengurangi biaya produksi per unit. 

Darimana kami mendapat sumber modal? Pernah ikut semacam research grant enggak? Hibah penelitian gitulah. Nah sumber modal kami bukan karena patungan. Kami membuat proyek dan mengajukan proposal melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang wirausaha kepada Dikti. Proyek kami disetujui, akhir selama setahun saya dan tim menggarap usaha boneka berbusana batik dan beraromaterapi tersebut. Nama brand yang kami usung adalah Barbara Queen. 

Pengalaman ini begitu berharga dan tidak saya dapat di bangku kuliah. Melalui bisnis boneka berbusana batik ini, saya belajar bagaimana menjual produk, memburu perca batik ke pengrajin batik di Sleman dan Kota Jogja, mencari dan mengujicoba jenis-jenis aromaterapi agar wanginya pas untuk boneka, mencari rekanan, mencatat pembelian dan penjualan. Saya dan teman-teman juga pernah buka stan di alun-alun kidul saat ulang tahun TVOne yang ke lima (2013). Selain itu, saya juga jualan di Sunmor dan GOR UNY.

Berikut saya lampirkan desain awal boneka tersebut. 
Dokumentasi pribadi. Boneka aromaterapi berbusana batik ala Padang, Jepang dan Korea
Berikut hasil jadi boneka tersebut. Namun yang saya tampilkan di sini hanya dua model saja yakni boneka berbusana batik ala Jawa dan Jepang. Dua boneka ini sifatnya customized alias kami desain sendiri. Di bagian belakang ada ritsleting. Di dalamnya bisa diisi aromaterapi lavender (bentuk padat seperti kapur barus).  Di pasaran boneka jenis itu tidak ada. Kami pun menjual dengan jumlah terbatas.

Sedangkan boneka LINE dan boneka hewan kami pesan khusus dari supplier di daerah Solo. Di dalam boneka-boneka tersebut sudah dimasukkan aromaterapi lavender. Jadi jika dipeluk wanginya bisa kecium.
 
Dokumentasi pribadi. Boneka berbusana batik ala Jawa dan Jepang
Dokumentasi Pribadi. Boneka Line Merah Berbalut Perca Batik (Busana ala Padang)
Dokumentasi Pribadi. Boneka Panda Berbalut Perca Batik (Busana ala China)
Dokumentasi Pribadi. Boneka beruang Berbalut Perca Batik (Busana ala Eropa)
Dokumentasi Pribadi. Hello Kitty Berbalut Perca Batik (Busana ala Korea)
Dokumentasi Pribadi. Happy Cow Berbalut Perca Batik (Busana ala Eropa)
Dokumentasi Pribadi. Boneka Line Tak Berbusana Batik
Dokumentasi Pribadi. Barbara Queen Collection
Dokumentasi Pribadi. Barbara Queen Collection
Dokumentasi Pribadi. Saya dan rekan.
Dokumentasi Pribadi. Saya dan Rekan.
Dokumentasi Pribadi. Meita (kiri) dan Ike (Kanan)
Dokumentasi Pribadi. Arinta (kiri) dan Aldi (kanan)
Sayangnya kerjasama ini cuma berlangsung setahun. Tahun berikutnya (2014). Saya, Ike, dan Aldi tidak meneruskan usaha ini. Ada satu dua alasan yang membuat saya memilih berhenti. Saya lebih memilih fokus kuliah dan organisasi, demikian pula Ike dan Aldi. Hanya Meita yang saat ini tetap konsisten menjalankan bisnis ini.

Apa mimpi Arinta selanjutnya? Hmmm...saya mempunyai impian suatu hari bisa punya bisnis boneka sendiri. Saya ingin sekali memperkenalkan  boneka dalam balutan batik ke luar negeri. Go internasional gitulah kalau kata Agnes Monika. Doakan ya teman-teman semoga impian saya kelak bisa tercapai. Ini cerita saya, apa cerita teman-teman?

*Lokasi pengambilan gambar : Hotel UNY & Fakultas Ekonomi UNY

Postingan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog #KainDanPerjalanan yang diselenggarakan Wego

63 komentar:

  1. kreatifnyaaa, boneka2 itu dijual kah? kalo ada yg minat bisa beli dimana?

    BalasHapus
  2. Hihihi ada yang tertarik ternyata... itu foto-foto jualan saya dulu kok mbak Evrina hehehe :)
    Sekarang rehat dlu dari bisnis, tahulah saya mahasiswa akhir jelang skripsi...
    Klo yg boneka hewan di toko boneka mah banyak mbak mau cari online atau offline bisa...

    BalasHapus
  3. Hehehe... makasih Fifi Nusantara dah mampir ke blog saya :)

    BalasHapus
  4. Wah padahal bagus + kretif hlo mbak :-)
    Semoga usahanya dapat diteruskan ya mbak kedepanya.
    btw, ttp salam buat mbak ike :D Wkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang sih Mas Eksa sayang banget klo enggak diterusin... Ya doakan aja semoga suatu hari saya bisa konsisten menjalankan bisnis boneka... coz membangun biznis itu gak sederhana banyak hal yg dipertambangkan...

      wowowowow Mas Eksa...

      Hapus
  5. wah.. sudah bagus dan berciri khas gitu, sayang sekali akhirnya memilih berhenti. but, ya.. itu pilihan. semoga impiannya bisa tercapai :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Diah Siregar, boneka kami sudah berciri khas banget. Saya memang berhenti sementara bukan berarti saya berhenti total. Saya akan mengumpulkan amunisi untuk menjalankan bisnis boneka seperti ini suatu hari nanti. Bismillah semoga bisa tercapai. Terima kasih doa dan support-nya :)

      Hapus
  6. bonekanya lucu yan mbak dipakein batik...
    batik Pekalongan memang terkenal kemana-mana... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Anjar Sundari bonekanya emang lucu-lucu
      Batik Pekalongan emang terkenal... pas saya cari batik di Malioboro aja ketemu beberapa penjual batik Pekalongan :)

      Hapus
  7. Ih bonekanya ngegemesin banget deh ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... Makasih Mbak Anisa Ae, wah banyak komentar positif tentang boneka berbusana perca batik ini...saya jadi Geer ;)

      Hapus
  8. Yah, gak usah dibilang, Mbak. Pekalongan emang batiknya ya Tuhan, kece beutt. Akkk bonekanyaaa lucuuuuuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Miss Alpukat, mampir yuk ke Pekalongan.
      Hehhehe bonekanya emang kece-kece. Makacih :)

      Hapus
  9. Kreatif.

    Bonekanya cantik-cantik

    Jaman skr emang perlu inovasi di segala bidang ya, mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe kita kudu kreatif dan inovatif mbak Citra :)

      Hapus
  10. Balasan
    1. Boneka batiknya imut-imut hehehe :)
      Makasih Mbak Irawati Hamid :D

      Hapus
  11. Wah keren...kreatif banget ya...boneka-boneka dibalut batik tambah imut dan unyu-unyu...Khas nya Indonesia...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya suka kalimat "Boneka dibalut batik, unyu-unyu khas Indonesia." Ahihhh kira-kira klo saya jualan boneka batik lagi ada (maybe online) ada yg tertarik gak ya ? hehehe :D
      Makasih Mbak Murni :)

      Hapus
  12. bonekanya buat si ken donk mbk satu....hehe,
    amin, smoga keinginannya trcapai ya mbk,
    lulus kuliah, lanjut bisnis yak..
    yoyoyow semangaaatttt :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah penginnya sih bagi-bagi boneka tuk anak2, tapi sya sudah kehabisan stok boneka mbak. Terakhir boneka itu buat mensponsori acara KKN sya di GunungKidul.

      Bismillah sya api impian saya masih menyala di dada mbak. Pengin banget boneka2 macam ini bisa tampil sekaliber produk UKM2 keren di SMESCO atau Pekan Industri Kreatif gitu.
      Makasih support dan doanya mbak :)

      Hapus
  13. Halo, nenangga BW ^_^
    Boneka-bonekanya bisa memakai baju dari songket Lombok juga keknya.
    Salam hangat dari Lombok..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya tentu saja, good idea for songket Lombok :)
      Aha ini menarik!

      Salam hangat dari Kota Gudeg :)

      Hapus
  14. eyaampuuuunn ... itu semua bonekanya makin lucu aja setelah dikasih batik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi lucu ya mbak boneka dipakein batik... saya juga suka... :D

      Hapus
  15. Ayo dilajutkan mbak, sayang lo kalau berhenti. Saya dukung dah dalam promosinya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulilah masih ada yang dukung dibantuin promosi pula...kurang apa coba. Makasihlah Mas Sandi :)

      Hapus
  16. Aiih keren deh dirimu, masih mahasiswa sudah berentrepreneurship ria. Yang cowok gak malu ya pegang boneka. Keren.
    Kalo kata batik, sejak saya SD, saya mengenalnya identik dengan nama kota "Pekalongan". Eh, kabarnya di Pekalongan banyak kalong (kelelawar) yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe ah biasa aja kok Mbak Mugniar :) Ya meski cowo. namanya orang jualan masa gak cinta produknya. Yups batik Pekalongan emang terkenal dan melegenda :D Yuk mampir to My hometown Pekalongan...

      Iya mbak Pekalongan sendiri punya legenda tapa kalong (kelelawar besar). Juga dulu di daerah pekalongan menuju kajen (lupa namanya) ada daerah yg memang buanyak kalongnya. tapi gk tau sih klo sekarang msh bnyk kalong ato engga;)
      Makasih udah mampir

      Hapus
  17. Cute banget. Temannya masih bisnis ini? Mau dong. >.<

    BalasHapus
  18. Balasan
    1. Apalagi pakai busana batik mbak, ah tambah cute :)

      Hapus
  19. Sadam : Cieeeee boneka batiknya buat siapa tuh Dam? :p

    BalasHapus
  20. bonekanya lucu, pengen boneka nya, tapi gratis :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hohoho ternyata banyak yg naksir ya ya ama boneka batiknya :D

      Makasih Mbak Annisa :)

      Hapus
  21. Lucu ya konsep boneka berbusana batik.
    Penggunaan perca batik untuk busana batik juga keren
    I love kain batik :D

    BalasHapus
  22. sayang tidak dilanjutkan, padahal bisnis ini punya prospek bagus mba, tapi gpp, semangati terus mba meita nya hehehe... btw aku naksir tuh sama panda lucu yang pake batik dan boneka line pinky.. imut bingittsss..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rehat dlu mbak :) doakan aja besok sya punya bisnis boneka sendiri :D


      Emang imut2 mbak Asti, pas pameran aja banyak yg naksir dan beli hehehe :D

      Hapus
  23. Kerreen bonekanya. Nanti terusin lagi ya bisnisnya. Bangga deh anak UNY bisa kreatif kayak Arinta *jadi kangen kampus ungu hicks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, bismillah, doain aja mbak semoga suatu hari bisa membangun usaha ini lagi. Haha anak UNY emang kreatif mbak, enggak promo tapi nyata saa saya temui di organisasi2 kemahasiswaan.

      Kampus UNGU kampusnya anak FBS, aihhh mbak Vhoy jurusan apa ya mbak?

      Hapus
  24. Meita masih bisnis kan? kasih kontaknya Meita saja ke yang tertarik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Meita jualan boneka wisuda dan Quran saat terakhir sya masih kontak dengannya. Okay, yg tertarik bisa DM/mention sya via twitter atau PM sya via inbox facebook :D

      Hapus
  25. Aku malah ga mudeng ada lagu SBY ini. Padahal generasi 90's juga hahahaha... Ih bonekanya lucu-lucu deh, mbak.

    BalasHapus
  26. Aku malah ga mudeng ada lagu SBY ini. Padahal generasi 90's juga hahahaha... Ih bonekanya lucu-lucu deh, mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha itu lagu jaman dulu banget pas saya msh SMP atau SD malah.

      Makasih mbak Efi :D

      Hapus
  27. Keren. Batik dijadiin kostum boneka. Hello Kitty nya jadi ayu gitu.
    Mudahan impiannya jadi pengusaha boneka bisa terwujud ya. :))))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin. Bismillah semoga saja bisa terwujud. Makasih Mbak Icha :D

      Hapus
  28. Bonekanya keren-keren banget. Bikin tutorialnya di blog, Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah gak bisa bikin tutorialnya Mbak. Konseptornya bukan saya. Saya eksekuor di sini hehe :D

      Hapus
  29. Kaya ide banget! Keren Mbak, akh ... Seandainya ada yang meneruskan...

    BalasHapus
  30. Insya allalh klo ada rejeki saya ingin melanjutkan usaha ini dengan brand saya sendiri Mbak :D

    BalasHapus