Selain oleh-oleh buku dari @msf_indonesia, Arinta juga dapat
gelang dan totebag cantik.
Kisah-kisah di Balik Dokter Lintas Batas, buku ini setebal 107
halaman yang memuat berbagai liku perjalanan petugas medis dan nonmedis yang
tergabung dalam MSF (Dokter Lintas Batas). Secara garis besar ada 4 hal yang
menjadi sorotan utama, yakni terkait bencana alam, konflik bersenjata, penyakit
endemik dan pandemik, serta kekerasan sosial/kisah terpinggirkan dari layanan
kesehatan.
Bukunya sangat menarik, tebal, foto-fotonya memuat kisah-kisah
yang membuat hati siapa saja terhanyut. Heroik, sangat luar biasa jiwa-jiwa
tangguh yang rela terjun ke lokasi konflik bersenjata. Memberikan bantuan
medis, meskipun peluru bisa menerjang siapa saja setiap detik.
πΌππ π’ππ ππ£ππ£ ππ π©π€π π€. πππ’πͺπ£ π©ππππ πππ πͺππ£π πͺπ£π©πͺπ π’ππ’πππ‘π. Kalimat tersebut
di-highlight dengan font cukup besar, bergradasi hitam putih di halaman 50. Di
sampingnya terdapat foto perempuan bercadar dengan anaknya Ishaq yang menderita
kolera dan malnutrisi akut. Suatu kondisi yang menggiriskan hati.
"Karena perang, kita bahkan tidak mampu membeli makanan
lagi. Ada makanan di toko, tapi tidak ada uang untuk membelinya. Dulu, harga 10
kg gandum di desa saya setara dengan 4.000 YER, kini naik menjadi 9.000
YER." Demikian curahan hati Fatima, perempuan asal Yaman tersebut.
Tak berbeda jauh dengan Yaman, Sierre Leone pun termasuk dalam
daftar negara dengan konflik dan krisis kemanusiaan tak berkesudahan. Seorang
bocah bernama Abdul terbaring lemah tak berdaya di sebuah rumah sakit. Abdul
menderita cedera punggung saat terjatuh akibat melarikan diri dari serangan
pasukan pemberontak bersenjata. Abdul adalah potret sebagian kecil wajah-wajah
tak berdosa yang menderita akibat perang dan konflik tak jua usai.