Senin, 19 Oktober 2015

Dari Batik Hingga Boneka Aromaterapi

_______________________________________________________________________________
(BATIK STORY 1) MEMORI MASA SEKOLAH

Kota Batik di Pekalongan
Bukan Jogja, bukan Solo
 ... 
Negeri kaya di Tanah Papua
Bukan Palembang, Bukan Jakarta

Pernah dengar lagu ini sebelumnya gaes? Liriknya asing enggak menurutmu? Yups lagu tersebut pernah populer di tahun 2005-2006 dan dibawakan oleh grup musik Slank. Judul lagu tersebut adalah SBY. Weits bukan Susilo Bambang Yudhoyono, melainkan Social Betawi Yoi. Sori ini lagu jadul. Namun, generasi tahun 90-an atau 80-an pasti tahu deh lagu ini. 

Saya sendiri waktu SMP suka sekali menyanyikan lagu ini. Maklum ada rasa kebanggaan tersendiri ketika menyanyikan lagu tersebut. Entah kenapa. Mungkin karena saya lahir dan dibesarkan di Pekalongan. Belasan tahun saya tumbuh dan belajar di kota ini, dari TK hingga SMA. Ah entahlah. Pokoknya saya suka saja.

Pekalongan disebut Kota Batik? Tak salah memang. BATIK sendiri kepanjangan dari Bersih, Aman, Tertib, Indah, dan Komunikatif. Selain itu, kota kami memang memiliki beragam jenis batik dengan berbagai warna, corak dan motif. Mulai dari batik tulis hingga batik printing. Ciri khas batik daerah kami adalah memiliki warna-warna yang ngejreng dan mencolok, seperti ungu, merah, biru, dan kuning. Ini sangat berbeda jika kamu membandingkannya dengan batik khas Surakarta atau Yogyakarta, warnanya cenderung cokelat, hitam, putih, dan ada sentuhan klasik. Corak batik khas Pekalongan biasanya berupa hewan atau tumbuhan dan berukuran besar. 
Corak khas Batik Pekalongan
Sumber gambar www.citosmagz.com. 
Adakalanya kami memakai seragam batik di hari tertentu. Waktu SMA saya memakai seragam batik di hari Rabu dan Kamis. Bukan hanya sekolah saya saja yang menerapkan peraturan semacam itu. Sekolah-sekolah lain di wilayah Pekalongan pun melakukan hal yang sama. 

Saat SMP pun saya mendapat mata pelajaran khusus (muatan lokal) mengenai seni membatik (batik tulis). Saya ingat, pada waktu itu saya membuat motif burung merak. Yah, saya memang mempunyai minat yang cukup tinggi terhadap seni rupa, jadi saya pikir mata pelajaran ini sangat menyenangkan. Sama sekali tidak membosankan. Selain membuat motif, saya juga belajar memegang canting dengan benar. Mengatur volume api dari kompor batik (agar malam tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair). Merendam kain batik yang sudah jadi dengan air mendidih (agar lapisan malamnya meleleh). Menjemur kain tersebut hingga kering. Saya akui memang cukup rumit proses pembuatan batik tulis. Maka saya memaklumi ketika batik tulis dihargai sangat tinggi jika dibandingkan batik cap atau printing. Harga satu buah batik tulis bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. 

Di sepanjang Jalur Pantura (Pantai Utara) Pekalongan, kamu bisa menemui sentra-sentra industri kreatif batik jika kamu mau singgah barang sebentar. Salah satu yang terkenal adalah Grosir Batik Setono. Pernah mendengarnya sebelumnya? Nah selain Grosir Batik Setono, kamu juga bisa mengunjungi International Batik Center (IBC) yang ada di Wiradesa. Lokasi IBC cukup dekat dengan SMA saya. Kalau kamu mau cari batik dengan harga terjangkau dan bisa ditawar datanglah ke Grosir Batik Setono. Namun, kalau bujet belanjamu berlebih dan kamu mau cari batik dengan kualitas premium mampir saja ke IBC. 
International Batik Center via Google Map
________________________________________________________________________________ 
(BATIK STORY 2) MEMORI MASA KULIAH 

UNY, Yogyakarta, 2013. 

Apa yang kamu kerjakan di masa-masa aktif kuliah? Kalau saya selain organisasi, saya pernah jualan boneka. Saya enggak sendiri. Saya dibantu 3 rekan saya. Karena saya anak akuntansi, saya diminta menjadi manajer keuangan pada usaha kecil yang kami dirikan bersama. Sedangkan 3 rekan saya yang lain, Ike (anak teknik busana angkatan 2011), Aldi (anak biologi angkatan 2012), dan Meita (anak biologi angkatan 2009) mempunyai peranan yang berbeda. Ike menjadi direktur utama, Aldi menjadi manajer produksi, sedangkan Meita menjadi manajer pemasaran. Di sini kami belajar bagaimana berwirausaha. Kami belajar dari nol, mulai dari mengkonsep produk, merencanakan pemasaran, mencari pemasok, membuat laporan keuangan dan sebagainya. 

Gagasan kami cukup sederhana, kami mengkonsep boneka aromaterapi berbusana batik. Lho kok bisa? Bisa saja. Ide ini datangnya dari Ike dan Meita. Boneka yang kami buat nantinya diberi aromaterapi di dalamnya sehingga jika dipeluk tercium aroma wewangian. Aromaterapi lavender adalah yang kami pilih. Sedangkan bahan batik yang kami gunakan untuk baju boneka berasal dari perca batik yang kemudian kami daur ulang (recycle) menjadi busana boneka. 

Kami lebih memilih perca batik dibandingkan kain batik utuh. Ada beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama, kami ingin menjadikan perca batik sebagai produk yang memiliki value added dan nilai ekonomis. Yang kedua, daripada kain perca tersebut dibuang begitu saja atau dibakar dan bisa mengakibatkan polusi udara lebih baik kami daur ulang menjadi baju boneka. Ketiga, dengan menggunakan kain perca batik, setidaknya kami bisa menghemat anggaran dan mengurangi biaya produksi per unit. 

Darimana kami mendapat sumber modal? Pernah ikut semacam research grant enggak? Hibah penelitian gitulah. Nah sumber modal kami bukan karena patungan. Kami membuat proyek dan mengajukan proposal melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang wirausaha kepada Dikti. Proyek kami disetujui, akhir selama setahun saya dan tim menggarap usaha boneka berbusana batik dan beraromaterapi tersebut. Nama brand yang kami usung adalah Barbara Queen. 

Pengalaman ini begitu berharga dan tidak saya dapat di bangku kuliah. Melalui bisnis boneka berbusana batik ini, saya belajar bagaimana menjual produk, memburu perca batik ke pengrajin batik di Sleman dan Kota Jogja, mencari dan mengujicoba jenis-jenis aromaterapi agar wanginya pas untuk boneka, mencari rekanan, mencatat pembelian dan penjualan. Saya dan teman-teman juga pernah buka stan di alun-alun kidul saat ulang tahun TVOne yang ke lima (2013). Selain itu, saya juga jualan di Sunmor dan GOR UNY.

Berikut saya lampirkan desain awal boneka tersebut. 
Dokumentasi pribadi. Boneka aromaterapi berbusana batik ala Padang, Jepang dan Korea
Berikut hasil jadi boneka tersebut. Namun yang saya tampilkan di sini hanya dua model saja yakni boneka berbusana batik ala Jawa dan Jepang. Dua boneka ini sifatnya customized alias kami desain sendiri. Di bagian belakang ada ritsleting. Di dalamnya bisa diisi aromaterapi lavender (bentuk padat seperti kapur barus).  Di pasaran boneka jenis itu tidak ada. Kami pun menjual dengan jumlah terbatas.

Sedangkan boneka LINE dan boneka hewan kami pesan khusus dari supplier di daerah Solo. Di dalam boneka-boneka tersebut sudah dimasukkan aromaterapi lavender. Jadi jika dipeluk wanginya bisa kecium.
 
Dokumentasi pribadi. Boneka berbusana batik ala Jawa dan Jepang
Dokumentasi Pribadi. Boneka Line Merah Berbalut Perca Batik (Busana ala Padang)
Dokumentasi Pribadi. Boneka Panda Berbalut Perca Batik (Busana ala China)
Dokumentasi Pribadi. Boneka beruang Berbalut Perca Batik (Busana ala Eropa)
Dokumentasi Pribadi. Hello Kitty Berbalut Perca Batik (Busana ala Korea)
Dokumentasi Pribadi. Happy Cow Berbalut Perca Batik (Busana ala Eropa)
Dokumentasi Pribadi. Boneka Line Tak Berbusana Batik
Dokumentasi Pribadi. Barbara Queen Collection
Dokumentasi Pribadi. Barbara Queen Collection
Dokumentasi Pribadi. Saya dan rekan.
Dokumentasi Pribadi. Saya dan Rekan.
Dokumentasi Pribadi. Meita (kiri) dan Ike (Kanan)
Dokumentasi Pribadi. Arinta (kiri) dan Aldi (kanan)
Sayangnya kerjasama ini cuma berlangsung setahun. Tahun berikutnya (2014). Saya, Ike, dan Aldi tidak meneruskan usaha ini. Ada satu dua alasan yang membuat saya memilih berhenti. Saya lebih memilih fokus kuliah dan organisasi, demikian pula Ike dan Aldi. Hanya Meita yang saat ini tetap konsisten menjalankan bisnis ini.

Apa mimpi Arinta selanjutnya? Hmmm...saya mempunyai impian suatu hari bisa punya bisnis boneka sendiri. Saya ingin sekali memperkenalkan  boneka dalam balutan batik ke luar negeri. Go internasional gitulah kalau kata Agnes Monika. Doakan ya teman-teman semoga impian saya kelak bisa tercapai. Ini cerita saya, apa cerita teman-teman?

*Lokasi pengambilan gambar : Hotel UNY & Fakultas Ekonomi UNY

Postingan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog #KainDanPerjalanan yang diselenggarakan Wego

Kamis, 15 Oktober 2015

Mereka Yang Memilih Menjadi Cahaya #70thICRCid

Dialog Malaikat Dan Tuhan
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "sesungguhnya Aku hendak menjadikan manusia pemimpin di muka bumi." 
Para malaikat mengajukan protes sembari berkata,"Mengapa Engkau hendak menjadikan pemimpin di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" 
Tuhan kemudian menanggapi pertanyaan malaikat tersebut dengan firmanNya,"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." 
Percakapan antara malaikat dan Tuhan tersebut termaktub dalam Quran surat Al-Baqarah ayat 30. Namun dari percakapan tersebut, ada satu hal yang masih mengganjal dan saya pertanyakan berulang-ulang,"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."  Tuhan, apa maksud kalimat ini?

Sepenggal Kisah Save Rohingya Save Humanity

Masjid Mujahidin UNY, Juli 2013

Sore itu, entah Ramadhan ke berapa yang saya lalui. Saya menyempatkan diri ikut kajian di Masjid Mujahidin. Masjid Mujahidin adalah masjid kampusnya UNY. Yah tahu sendirilah anak-anak kos kalau lagi bulan Ramadhan rajin banget ikut kajian. Sekalian cari gratisan takjil dan berbuka puasa bersama. Lebih hemat, sekaligus sebagai ajang peningkatan gizi. Jangan salah ya, saya ini termasuk bagian dari PPT. Weits bukan Para Pencari Tuhan, seperti judul sinetron yang ditayangkan di salah satu televisi kita. PPT atau Para pemburu Takjil adalah istilah yang biasa kami lontarkan sebagai bahan becandaan anak-anak mahasiswa. 

Save Rohingya, Save Humanity. Demikian tema kajian sore itu. Rohingya? Apa itu? Ada apa dengan Rohingya? Apa hubungannya dengan kemanusiaan? Pertanyaan-pertanyaan itu terus membenak di dalam pikiran saya. 

Tak berapa lama kemudian acara dimulai. Hadirlah seorang pembicara yang merupakan bagian dari tim Aksi Cepat Tanggap atau disingkat ACT. Aksi Cepat Tanggap (ACT), Seperti halnya IRC (The International Red Cross), Bulan Sabit Merah, atau Dompet Dhuafa adalah organisasi yang bergerak di bidang misi kemanusiaan. Program kerjanya tidak hanya menjangkau skala nasional, tetapi juga internasional. Salah satu program kerja ACT yakni global Humanity Response

Saya lupa nama pembicara yang mewakili tim ACT dalam kajian sore tersebut. Namun saya masih ingat beberapa materi yang beliau sampaikan. Slide demi slide powerpoint beliau paparkan. Ngilu hati kami mendengar pemaparan beliau tentang tragedi Rohingya. Sungguh menggetarkan hati. Tak terasa tetes demi tetes air mata mengalir. Tak terkecuali saya.
www.themuslimvibe.com
Cerita Rohingya adalah cerita orang-orang yang terusir dari negerinya. Entah karena mereka dianggap sebagai ras minoritas. Entah karena adanya perbedaan ideologi dan agama. Entah karena mereka dianggap sebagai etnis pendatang. Ah entahlah. 

Di negeri mereka, orang-orang Rohingnya terancam. Rumah-rumah dibakar. Sebagian dari mereka dianiaya. Sebagian dari mereka 'dihilangkan' dengan cara-cara di luar nalar kemanusiaan. Anak-anak kehilangan orang tua. Istri kehilangan suami, pun berlaku sebaliknya. Serta masih banyak lagi kisah-kisah yang lebih mengharu-biru. Salah satu jalan yang ditempuh agar selamat dari aksi kekerasan tersebut adalah dengan melakukan eksodus massal. Migrasi ke negeri tetangga adalah opsi. Tak pelak, mereka rela membayar mahal dan berdesak-desakan di dalam kapal. Demi apa? Demi sebuah kebebasan.

Menilik kisah di atas, saya salut pada kesigapan tim Aksi Cepat Tanggap dalam memberikan bantuan. Beberapa dari mereka terjun langsung ke lokasi kejadian. Sore itu, tim Aksi Cepat Tanggap menggalang donasi untuk Rohingya. Donasi akan digunakan untuk membeli kebutuhan medis seperti obatan-obatan, sebagian lagi untuk membeli kebutuhan pokok, dan pakaian.

Luar biasa sekali ya kerja para relawan kemanusiaan? Saya temukan spirit filantropi dan altruisme yang menjadi dasar perjuangan mereka. Mereka tidak gentar. Meski berada di daerah konflik yang siap merenggut nyawa mereka sekalipun!

Mereka sadar bahwa perjuangan pasti membutuhkan pengorbanan. Mereka pun mengerti bahwa di setiap pengorbanan yang mereka lakukan tidak hanya mempertaruhkan harta benda, tetapi juga jiwa raga. Mereka juga memahami bahwasanya mereka telah mengikatkan diri pada suatu kesepakatan tidak tertulis. Kontrak kematian.

Ah, saya jadi teringat pada dua sosok yang memiliki kepribadian mengagumkan. Meski mereka hidup di zaman dan negeri yang berbeda. Siapa sosok-sosok tersebut? Mereka tak lain adalah Henry Dunant dan Joserizal Jurnalis. Baiklah, saya akan sedikit bercerita tentang mereka.


Memori Tentang Solferino 

Solferino, Italia Utara, 24 Juni 1859. 

Pria itu sudah mempersiapkan segalanya. Termasuk perbekalan dan juga sebuah buku kecil yang akan diberikan kepada Kaisar Napoleon III dari Prancis. Dia berharap sang kaisar akan tersanjung dengan buku kecil yang berisi pujian tersebut. Kota kecil Solferino adalah tujuannya. 

Dia mengelap peluh di dahinya. Menarik nafas dalam-dalam. Menatap langit. Sepertinya ini akan menjadi perjalanan yang panjang baginya. Maksud Kedatangannya ke Solferino yakni hendak bertemu Kaisar Napoleon III yang kebetulan saat itu sedang berada di sana. Ada kepentingan yang hendak dia bicarakan dengan sang kaisar. Apalagi kalau bukan bisnis. 

Petang menjelang. Tak terasa Henry sudah mendekati wilayah Solferino. Namun setibanya di sana, ada sesuatu yang membuatnya terhenyak. Sesuatu yang membuat mata hatinya menjerit. Sesuatu yang membuatnya jiwanya cukup terguncang. Di sana, di Solferino, dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri ada sekitar 38.000 ribu prajurit terkapar dengan luka yang sangat mengerikan. Genangan darah. Luka-luka serius tanpa penanganan yang memadai. Korban-korban sekarat tidak berdaya. Serta korban-korban meninggal dengan kondisi yang menggiriskan hati.

Petang itu di Solferino, perang antara pasukan gabungan Perancis dan Sardinia melawan Austria baru saja usai. Pasukan Perancis di bawah pimpinan kaisar Napoleon III, pasukan Sardinia di bawah pimpinan Viktor Emmanuel II, sedangkan Pasukan Austria berada di bawah pimpinan Frans Josef I. Aliansi Perancis-Sardinia mengerahkan sekitar 118.000 prajurit, sedangkan lawannya Austria mengandalkan sekitar 100.000 prajurit. Telak, kemenangan diraih pasukan gabungan Perancis-Sardinia. 

Melihat kenyataan di depan mata, Henry tak tinggal diam. Di sebuah tempat bernama Castiglione, Henry mengajak kaum perempuan untuk merawat para prajurit yang terluka. Gereja setempat akhirnya dijadikan sebuah rumah sakit darurat. Segala obat-obatan dan keperluan medis lainnya dibeli Henry dengan dana pribadi. Henry pun melupakan niatan awal untuk bertemu Kaisar Napoleon III.

Sekembalinya Henry ke Jenewa di bulan Juli tidak lantas membuat hidupnya tenang. Dia masih gusar. Bayang-bayang kelam akan Solferino masih menghantui. Demi mengobati kegundahan hatinya, Henry menulis buku Un Souvenir De Solferino. Sebuah kenangan Dari Solferino.

Dalam buku tersebut Henry bercerita tentang konsekuensi akibat perang. Selain itu Henry menginisiasi perlunya dibentuk organisasi yang melindungi dan merawat prajurit yang terluka di medan perang dan juga para relawan yang menolong prajurit tersebut. Di sinilah cikal bakal terbentuknya organisasi The Internasional Committe of the Red Cross (ICRC) yang menanungi Palang Merah serta Bulan Sabit Merah Internasional. Maka tak  heran apabila pada tahun 1901 komite nobel dunia memberikan anugerah nobel perdamaian pada dirinya. Gelar bapak palang merah dunia pun disematkan padanya.

Menjelang kematiannya di tahun 1910, Henry mewasiatkan agar seluruh harta bendanya didonasikan untuk kepentingan amal. Kata-kata terakhir yang terucap dari mulut Henry adalah,"kemana lenyapnya kemanusiaan?" Henry kemudian dimakamkan di Zurich. #70thICRCid

                                                                            ***
www.icrc.org
Demikian ulasan singkat salah satu tokoh kita, Henry Dunant. Jika kamu belum cukup puas dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang kisah tersebut, silakan kunjungi tautan berikut A Memory of Solferino (ICRC). Tautan tersebut berupa e-book dalam bahasa inggris dengan format Pdf yang bisa diunduh siapa saja.
Joserizal Jurnalis Dan MER-C

Joserizal Jurnalis. Beliau adalah dokter bedah umum sekaligus aktivis kemanusiaan yang memelopori berdirinya MER-C (Medical Emergency of Rescue Committe), sebuah organisasi yang bertindak di bidang pemberian pertolongan medis gawat darurat di daerah konflik dan bencana. Organisasi ini memang bernafaskan islam, tetapi dalam menolong seseorang tidak boleh memandang suku, agama, ras, maupun golongan. Semunya manusia sama kedudukannya dan berhak diberi pertolongan apabila membutuhkan.
www.arrahmah.com
Seperti halnya organisasi-organisasi di bidang kemanusiaan lainnya, wilayah kerja MER-C tidak hanya di kancah nasional, tetapi juga internasional. Selain pernah terjun langsung di lokasi konflik seperti di Maluku dan Aceh, tim MER-C pernah berada di Irak, Afganistan, Palestina, Filipina, dan masih banyak lagi.

Berkat MER-C dan dukungan berbagai pihak, lahirnya Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza Palestina. Rumah sakit tersebut memberikan perawatan khusus traumatologi dan rehabilitasi (penanganan pada pasien yang mengalami cidera akibat perang). Seperti dilansir dari tempo.co, rumah sakit tersebut dibangun pada tahun 2008, tetapi baru pada tahun 2015 ini siap dioperasikan.

Banyak sekali kisah-kisah mengharukan selama Bung Rizal menjalankan tugas dalam rangka misi kemanusiaan. Salah satunya kisah yang menyentuh hati saya adalah ketika beliau terpaksa harus mengampustasi tangan kanan Dominingus menggunakan gergaji kayu. Bayangkan gergaji kayu kawan! Tanpa anestesi sedikitpun. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1999 di Ambon. Dominingus, terkena sabetan parang yang cukup parah. Amputasi adalah jalan satu-satunya mengingat jika tidak ditangani dengan segera akan muncul infeksi dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya. Dengan keterbatasan perlengkapan medis, beliau menggunakan madu sebagai antibiotik.

Perjuangan Bung Rizal pun bukan tanpa risiko. Setiap saat bisa saja beliau bertaruh nyawa. Bahkan beliau trauma terhadap bunyi ketukan tiang listrik. Bunyi ketukan tiang listrik berarti isyarat akan adanya bahaya. Sekelompok orang datang menyerbu suatu wilayah dengan menggunakan parang dan menebas leher orang lain  yang dianggap musuhnya. Peristiwa tersebut terjadi di Ambon tahun 1999 silam.

Bung Rizal dan kawan-kawan, perjuangan ini belumlah usai. Sebelum hari itu tiba, hari di mana malaikat datang menjemput. Teruslah berjuangan! Tetaplah bersemangat. Tuhan membersamai Kalian!


Mereka Yang Memilih Menjadi Cahaya

The story is so warming heart, isn't it? Ternyata masih ada sosok-sosok yang luar biasa seperti cerita di atas. Mereka tidak hanya berani, tangguh, tetapi juga idealis dan visioner.

Memang perang dan konflik menyulut luka. Kita tidak bisa dengan serta merta menghentikan hal tersebut. Sebab di belahan bumi nun jauh di sana, ada sekelompok orang yang menginginkan adanya perang. Mereka bisa saja pemasok atau pemilik bisnis jual beli senjata. Mereka bisa saja kaum oportunis yang haus akan kekuasaan. Mereka bisa saja oknum-oknum tertentu yang telah lama mengincar aset atau sumber daya berharga suatu bangsa, seperti minyak bumi (Timur Tengah), berlian (Afrika), emas (Papua).

Namun jangan takut. Jangan diam. Kita tentu saja masih bisa mengupayakan suatu hal. Kita bisa memberikan donasi terbaik untuk saudara kita yang berada di daerah konflik atau bencana. Atau terjun langsung menjadi relawan kemanusiaan. Yang paling ringan yang bisa kita lakukan adalah berdoa untuk kebaikan. Berdoa dengan hati. Berdoa dengan penuh ketulusan.

Tuhan, sekarang saya mampu memahami makna tersirat dalam firmanMu itu. "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Engkau mengetahui bahwa tidak semuanya manusia jahat dan bengis. Bisa jadi itu hanyalah bentuk ujian. Engkau pun masih memberi kami kekayaan nurani dan hati untuk selalu menolong, peduli dan berbagi.

Saksikanlah kawan! dalam mata rantai kehidupan, manusia menduduki posisi tertinggi. Di antara makhluk ciptaan Tuhan, hanya manusia yang mampu menciptakan peradaban. Level inteligensi manusia melebihi mahkluk-mahkluk lainnya. Namun dengan kelebihan-kelebihan tersebut bukan berarti kita memiliki kebebasan mutlak dalam melakukan tindakan. Kita memiliki tanggung jawab. Kita memiliki pilihan-pilihan. Menjadi bagian dari gelap dan pekat. Atau menghadirkan cahaya.

Terakhir, saya kutipkan kata-kata mutiara dari Bunda Theresa, "daripada mengutuk kegelapan, jauh lebih baik jika kita menyalakan sebatang lilin." May peace be upon us.

Yogyakarta, 14 Oktober 2015.
_________________________________________________________________________
Tulisan ini berhasil meraih juara 1 blog competition yang diselenggarakan ICRC (Internasional Committe of the Red Cross). Ini tulisan kedua saya yang saya ikutsertakan di suatu kontes blogging. Pengumuman bisa dilihat di : 


________________________________________________________________________
Referensi :

Website (Organisasi) 

1. The Internasional committte of the Red Cros 
2. ICRC Indonesia 
3. Aksi Cepat Tanggap (ACT)
4. MER-C (Medical Emergency Rescue Comitte) 

Media Online

1. Tempo.co -- Joserizal Jurnalis, Che Guevara Tanpa Senjata
2. Kompas.com -- Rumah Sakit Indonesia di Palestina Siap Beroperasi
3. Kompasiana.com -- Jalan Jihad Sang Dokter (dr. Joserizal Jurnalis)
4. Valuecard.com -- Mengenal Sosok Henry Dunant : Bapak Palang Merah Dunia
5. Siloka.com -- Pertempuran Solferino dan Titik Balik Dunant 
6. Wikipedia.org -- Henry Dunant 
7. Biografiku.com -- Biografi Henrry Dunant Pendiri Palang Merah Internasional
8. bbc.com/indonesia --- Mengapa orang-orang Rohingya melarikan diri dari Myanmar? 
_________________________________________________________________________

Minggu, 11 Oktober 2015

The Thumb Generation #GoForIt (Percakapan 2 Anak Muda di Suatu Kafe)

GARDEN CAFE, Yogyakarta 2015.

"Mbak sendirian?" tanya seorang seorang pemuda beralis tebal tak jauh dari tempatku duduk. Sepertinya pemuda itu mengamatiku sedari tadi.

Tanpa berkata-kata, aku berusaha tersenyum. Meski sedikit dipaksakan. Aku kembali menekuri laptop. Sebenarnya aku sedikit kesal hari ini. Ini karena temanku Melanie mendadak membatalkan pertemuannya denganku siang ini. Tanpa pemberitahuan sebelumnya. Padahal dia sudah berjanji akan menemaniku di acara Build Your Personal Brand On Social Media yang akan berlangsung pukul 14.00 WIB nanti. Aku sudah membeli 1 tiket khusus untuk Melanie. Satu tiket setara dengan uang makan plus transportasiku selama 2 minggu. Kebayang enggak sih betapa sia-sianya tiket yang sudah aku beli. 

Kekesalanku bertambah ketika video TEDx yang aku tonton di youtube mengalami buffering. Aduh lambatnya minta ampun. File dalam format Pdf yang aku kirim ke Aryo gagal terus dari tadi. Sepertinya terdapat gangguan jaringan yang cukup serius. Aku pun kesulitan mengupload gambar dan video ke blogku. Aku membuka facebook, ada dua pesan masuk dan 8 notifikasi. Namun aku tak bisa membuka pesan maupun notifikasi tersebut. Lagi-lagi karena gangguan jaringan.

Kira-kira siapa ya yang mengirim 2 pesan tadi?

Aku gelisah. Pikiranku kemana-mana. Aku enggak bisa memusatkan perhatian. Jemariku mengetik-ketikkan tuts keyboard. Seolah-olah menulis sesuatu. Padahal tak ada aktivitas yang berarti. Sesungguhnya aku berupaya menyembunyikan kegundahanku. 

Apakah pemuda tadi belum beranjak dari kursinya? Sedari tadi dia sibuk berkutat dengan laptopnya. Sesekali aku mencuri pandang ke arahnya. Sial, sepertinya dia tahu gerakan ekor mataku. Aku pun pura-pura membenarkan letak kacamataku. 

Lima menit berlalu. Aku kembali menoleh ke meja seberang. Memastikan bahwa pemuda itu masih ada di situ. Eh kok enggak ada? kemana dia? 

Mendadak diriku dikagetkan oleh sebuah suara. 

"Maaf Mbak mengganggu, ini saya belikan vanilla latte dingin." 

Tahu aja kalau aku suka banget sama vanilla latte. Eh, pemuda tadi ya? Ada angin apa nawarin aku vanilla latte. Pasti ada maunya. Jangan-jangan aku mau diprospek MLM. Atau minuman ini sudah dikasih jampi-jampi? 

Dia masih tetap berdiri di situ sembari memegang satu cup vanilla latte ukuran sedang.

Tiba-tiba ponselku bergetar. Sebuah sms masuk. Kubaca sms itu. Nara mau menggantikan Melanie menemaniku ke acara Build Your Personal Brand On Social Media. Tak hanya itu, dia juga akan menebus harga tiket yang sudah kubeli. Aku bersorak dalam hati. 

"Wah sepertinya, kamu sedang bahagia Miss." Dia berkata sembari tersenyum. "Boleh aku duduk?"

"Ya tentu saja, silakan." Duh goblok banget yah aku. Mempersilakan orang yang tidak aku kenal untuk bercakap bersama di satu meja. 

"Kamu Arinta kan? Yang waktu itu ikut lomba esai di UGM?" 

What?!

"Ah iya, enggak salah lagi, kamu Arinta. Aku Ferdian. Entah kamu ingat atau tidak, waktu seminar dan pengumuman lomba esai aku persis berada di belakangmu. Kamu juara 2. Aku juara harapan 1. Waktu itu kamu buat tulisan dengan judul Social Media As Intagible Asset On You. Selisih skormu 4 poin dengan Niken yang dapat juara 1. Kamu memperoleh skor 867, sedangkan Niken 871."

Kali ini aku tercengang. 

*** 

"Apa kamu ada masalah? Sepertinya kamu gelisah?" 

Ih nih orang udah kayak cenayang aja. Bisa membaca isi hati orang. 

"Iya nih Fer. Aku enggak bisa ngirim file dan mengunggah video serta gambar ke blog. Baik pakai Wifi ataupun modem sama aja. Jaringannya lemah."  

"Kamu pakai kartu apa?" Tanya Ferdian. 

Aku kemudian menyebutkan salah satu produk dari perusahaan penyedia jasa internet di Indonesia. 

"Kamu pernah coba Smartfren 4G LTE Advanced sebelumnya?" 

Aku menggeleng. 

"Smart...For ji...Azwan bisa diulangi?" 

"Smartfren 4G LTE Advanced Nona Manis." 

Kemudian Ferdian bercerita dengan penuh semangat tentang Smartfren 4G LTE Advanced tersebut. 

***
"Coba Ta kamu pakai jaringan 4G LTE Advanced dari Smartfren ini. Mau upload gambar dan video ke blog, nonton streaming di youtube, akses social media enggak pake nunggu lama. Waz... Wuz deh kecepatannya. Ferdian membuka laptopnya, kemudian menjelaskan melalui sebuah video berdurasi singkat.
Aku hanya manggut-manggut sambil mendengarkan. Kemudian Ferdian mencoba menguraikan perbandingan dan perkembangan teknologi jaringan komunikasi mulai dari generasi pertama hingga generasi ke empat. Generasi internet cepat dan stabil.
Smartfren 4G LTE Advanced #GoForIt
"Jika diibaratkan nih Ta, generasi pertama menggunakan analogi para pejalan kaki. Bisa sih sampai tujuan, tapi cukup lama. Menguras waktu dan energi. Agak naik kelas dikit, generasi 2G, dianalogikan seorang pengendara sepeda onthel atau sepeda motor. Generasi ke tiga anggap saja sebagai pengendara mobil. Nah generasi keempat adalah generasi pengguna jet turbo. Sekedipan mata langsung sampai tujuan. Apa enggak cepat itu? 

"Yeah...Masuk akal analoginya."

"Eniwey, kamu kalau ke kampus naik apa Ta?" 

"jalan kaki." jawabku singkat. 

"Wah, Arinta... kapan-kapan aku anter deh ke kampus. Masa jalan kaki mulu. Apa enggak pegel?" 

Aish nih orang ujung-ujungnya modus deh. Sotoy banget sih! Sok care. Sebal deh aku! Nara ayo segera ke sini. Selamatkan aku dari orang sotoy ini.

"Enggak apa-apa kok Fer. Lagian aku sudah biasa jalan kaki. Itung-itung olahraga hehehe...." Kucoba bersikap setenang mungkin. 

"Diminum atuh Neng Vanilla Latte-nya. Entar keburu cair esnya." 

"Makasih ya Fer. Vanilla Latte emang favoritku." 

Tak selang berapa lama, Ferdian mengeluarkan ponsel pintar di sakunya dan menjawab beberapa pesan singkat. Ferdian memakai Andromax R. Apa Andromax R? Aih dari dulu aku pengin banget punya Andromax R. Dengan RAM 1 GB, kamera berkapasitas 8 MP dan juga internal memory 8 GB aku bisa mengabadikan banyak foto dan merekam video! Udah gitu ada external memory hingga 32 GB. Tentu ini memudahkanku dalam dunia blogging. OS-nya aja udah generasi android teranyar. Android Lollipop 5.0. Juga dilengkapi dengan prosesor Qualcomm MSM8916 Snapdragon 410. Dukungan dari jaringan smartfren 4G LTE advanced menambah performa ponsel cerdas tersebut dalam hal pengambilan data dan akses internet cepat. Kurang apa lagi coba? 
Andromax R
Ponselku sendiri tergolong udah ketinggalan zaman, keypadnya masih QWERTY. Kameranya enggak ada 3 MP. Jaringan nirkabel seluler yang diusung masih dalam bentuk 3G. Pokoknya masih kalah jauhlah dengan teknologi generasi ke empat Andromax 4G LTE. Generasi internet cepat.
________________________________________________________________________________
INOVASI DISRUPTIF DI ABAD 21 

"Kamu lapar Ta? Aku pesankan sesuatu ya untuk dimakan?"

"Enggak perlu Fer, lagian 30 menit lagi aku mau cabut. Aku ada acara siang ini."

Tak terasa hampir 45 menit aku mengobrol dengan Ferdian. Untuk ukuran orang asing, sebenarnya Ferdian adalah orang yang seru untuk diajak ngobrol. Tapi, awas saja kalau habis ini aku diprospek. Semoga Ferdian bukan agen MLM abal-abal yang berusaha menggaet seorang downline.

"Acara apa?"

"Build Your Personal Brand On Social Media di Jogja Digital Valley."

"Wah kayaknya seru. Apalagi untuk blogger kayak kamu Ta. Kudu ikutlah"

"Ayo gabung ke sana." Tawarku.

"Wah sayang sekali aku enggak bisa. 1 jam ke depan aku mau ke UGM. Ada seminar tentang inovasi disruptif."

"Inovasi disruptif? Kayak pernah dengar."

"Yups sebagai seorang digital marketer aku kudu mempelajari hal-hal baru terkait bidang yang aku geluti. Nah inovasi disruptif adalah salah satunya, sebab ia adalah salah satu fenomena menarik untuk diamati dan dikaji." Urai Ferdian

Makanan yang Ferdian pesan sudah datang.

Ferdian lalu melanjutkan. "Inovasi disruptif tidak hanya mengubah pasar lama dan menciptakan pasar baru, tetapi juga memberikan kemudahan dan efisiensi. Contoh inovasi disruptif yakni munculnya aplikasi Gojek. Atau kalau di luar negeri sono ada Uber Taxi. Dengan berbekal ponsel cerdas, seorang tinggal klik dan konfirmasi di daerah mana mau dijemput. Memang akan timbul gejolak dan resistensi pada awalnya, tetapi inovasi ini telah menciptakan pangsa pasar baru. Mereka adalah generasi melek digital. Sebagai tambahan, baik pengguna layanan maupun driver Gojek sama-sama diuntungkan, sebab inovasi ini berhasil mengurangi masa tunggu atau idle time yang tidak efektif"

"Hmmmm... analisa yang menarik."

"Tak hanya itu saja Ta. Coba perhatikan, inovasi-inovasi cloud storage seperti Dropbox, Google Drive, Soundcloud, dan sebagainya. Dengan berbekal internet, kita bisa menyimpan, mendokumentasikan dan mengirim data-data penting dalam sebuah aplikasi. Termasuk tugas-tugas kuliah, data organisasi dan juga bisnis. Untuk blogger dan penulis boleh juga tuh menyimpan catatan atau ide-ide di aplikasi macam Edvernote. Sebelum catatan atau ide-ide tersebut diramu menjadi sebuah tulisan utuh dan dipublikasikan."

Vanilla Latte yang kuminum sudah habis.

"Apakah perkembangan teknologi jaringan komunikasi selular dari generasi pertama hingga ke empat termasuk inovasi disruptif?"

Ferdian menanggapi." Kukira bukan. Itu masuk kategori inovasi berkelanjutan atau sustainable innovation karena ada tahap-tahapan dan penyempurnaan dalam perkembangannya. Kalau inovasi disruptif muncul dengan cara-cara baru dan mengubah cara lama. Secara tiba-tiba merusak pola. Dulu Steve Jobs benci banget sama bentuk komputer jadul. Udah gede. Enggak portable lagi. Kemudian dia berinovasi dengan Apple. Maka lahirlah inovasi-inovasi kekinian macam ponsel cerdas dan tablet dengan mengusung merek dagang iPhone dan iPad. Inovasi tersebut terus berlanjut hingga sekarang dan juga diikuti para kompetitornya. So, terkadang disruptive innovation mampu menciptakan sustainable innovation.

"Wah seru nih Fer kayaknya. Aku jadi kepikiran buat artikel di blog mengenai inovasi disruptif dan inovasi berkelanjutan."

"Buat aja. Tapi jangan lupa tetap perhatikan koneksi internetmu. Jangan sampai pas asyik-asyik mau posting tulisan atau unggah video jadi gagal karena bermasalah dengan jaringan."

"Tenang Fer. Entar aku coba akses internet cepat ala smartfren 4G LTE advanced."
________________________________________________________________________________
GENERASI THUMBIEST DAN INTERAKSI DI ERA DIGITAL 

"Kita ini generasi thumbiest yang hidup di era digital Ta"

"Apa? teletubies?"

Ferdian tergelak,"Ya elah blogger satu ini agak lola ya ternyata. Bukan teletubies. Thumbiest dari kata thumb. Thumbiest generation bisa dikatakan generasi para jempoler."

Aih, aku jadi malu dan sebel sendiri dikatain lola. Sabar Arinta. Sabar.

"Bayangkan betapa mudahnya kita memberikan like pada sebuah status, me-retweet via twitter, atau me-regram via instagram, re-share postingan di blog atau website. Muncul pula istilah-istilah baru di dunia social media macam selebtube, selebblog, selebtwit, selebgram yang diikuti ratusan bahkan ribuan follower. Ada pula orang-orang dengan spesialisasi di bidang instagram, facebook, twitter, dan youtube marketing. Mereka ini bisa dikatakan sebagai generasi jempoler. Mereka bisa juga kamu ataupun aku."
@Captainruby, seorang food blogger dan instagram user yang memanfaatkan kepiwaiannya di bidang fotografi makanan
"Adakah ciri dari generasi jempoler ini Fer?"

"Sebenarnya cukup banyak. Namun, salah satu ciri generasi jempoler yang menonjol yakni bisa dilihat karakteristiknya yang melek digital, kemampuan multitasking dan juga kepiwaiannya dalam memanfaatkan teknologi digital tersebut. Membuat game character sambil mendengarkan musik. Membalas email  sembari ber-social media. Jualan online, melayani pelanggan, sembari mengunggah video di youtube. Posting tulisan di blog sembari membuat infografis keren. Ya seperti itulah kira-kira Ta..."

Tak salah kamu jadi digital marketer Ferdian, batinku. 

Ferdian menambahi,"Internet memudahkan segalanya. Dengan sekali klik para emak bisa mencari aneka resep masakan dan kue. Para marketer bisa menarget segmen pasarnya dengan tepat. Para pelajar bisa mengikuti berbagai kursus online untuk mendongkrak prestasi akademik. Para seniman bisa berbagi karya. Para petani bisa memantau harga-harga di sektor komoditas dan pertanian. Para traveller pun dimudahkan akses terhadap hobi jalan-jalannya. Dan masih banyak dampak positif dari internet"

"Ngomong-ngomong soal dampak positif internet, aku jadi teringat beberapa waktu lalu dunia sosmed ramai membicarakan kematian Salim Kancil. Bahkan tim kerja Perempuan dan Tambang mengajukan petisi melalui change.org untuk mengungkap dan mengusut kasus pembunuhan Salim Kancil di Lumajang." 

Ferdian sedikit menyela,"Aku juga mengikuti beritanya kok Ta. Silakan lanjutkan."

Atas kejadian tersebut, para netizen tak tinggal diam. Mereka terketuk hatinya untuk berbuat sesuatu. Kabar terakhir yang kudengar, sekitar 49.680 masyarakat dunia maya telah mengklik petisi beasiswa untuk anak Salim Kancil.  Coba tebak Fer, berapa dana yang terkumpul dari aksi fundraising itu

"Setahuku target donasi sekitar 20 juta."Jawab Ferdian. "Tapi aku estimasi dana yang terkumpul sekitar 25 juta."

"Bukan 25 juta Fer, tapi 36 juta dan jumlahnya kemungkinan akan terus bertambah."Kataku.

"Internet mengubah segalanya ya Ta?"

"Yups, Selamat datang di era digital"

"Arinta cukup aware ya terhadap hal-hal seperti ini."

Ah aku tersipu.

"Generasi jempoler..." aku terdiam beberapa saat,"memang cukup menarik untuk diamati."
Dangin Dauh, Rekan Arinta di organisasi sedang memanfaatkan kemudahan teknologi digital
"Sebagai anak akuntansi pasti kamu pernah dapat mata kuliah e-commerce kan Ta?"

"Enggak ada mata kuliah e-commerce, tapi beberapa subbab di mata kuliah etika bisnis dan audit keuangan pernah menyinggung hal tersebut. Kenapa Fer?"

"Ya aku sebenarnya pengin diskusi lebih lanjut tentang itu. Bukan hanya e-commerce, tetapi juga e-tax, e-payment, dan juga e-banking. Dengan adanya fasilitas itu, para jempoler diuntungkan. Mereka enggak perlu repot-repot ketika melakukan transaksi online maupun offline. Tinggal klik-klik. Beres."

Deg! aku jadi malu. Pengetahuanku di bidang itu masih dikit. Padahal aku kan anak akuntansi. Duh.

"Kamu kenapa Ta? Ekspresimu kok aneh gitu. Grogi ya liat orang ganteng?"

Nih orang lama-lama pengin aku lempar sendal.

"Enggak apa-apa kok. Cuma mikir, temanku kok belum dateng-dateng ya?" Kucoba mengalihkan perhatian.

"Ya udah kalau gitu aku juga mau cabut nih. Siap-siap ke UGM. Eh sebentar, by the way kamu udah tahu ada lomba blog dari smartfren 4G LTE advanced?"

"Belum Fer."

"Hadiahnya keren lho. Selain uang tunai kamu bisa dapetin Andromax EC."
Andromax EC
"Terima kasih Fer infonya. Entar aku coba ikut. Siapa tahu bisa dapet Andromax EC hehehe... Kemungkinan jika aku ikut lomba itu aku akan menulis tentang interaksi para jempoler di social media."

"Boleh aku kasih saran Arinta. Bagaimana kalau judul postingan tersebut The Thumb Generation #GoForIt ?"

"Boleh tuh idenya."

"Tulislah bagaimana generasi jempoler berinteraksi di era digital. Itu menarik. Ya siapa tahu kamu bisa jadi jawara. Jangan lupa tulislah dengan hati. Aku tahu kamu bisa Arinta!" Ferdian menyemangatiku.

"Well, aku tampung usulmu. Thanks berat Ferdi. Enggak sia-sia aku menghabiskan waktu 1,5 jam ngobrol denganmu." Kali ini senyumku tulus.
Lomba blog Smartfren 4G LTE Advanced #GoForIt
"Oh ya ini kartu namaku. Di situ juga ada semua social media yang aku pakai berikut nomer ponselku. Jika butuh bantuan jangan segan-segan menghubungiku. Aku duluan ya? See you next time"

Kuambil kartu nama yang dia sodorkan.

Ferdiansyah Semesta. Multimedia Amikom angkatan 2010. Digital Marketer & Strategist planner. Demikian biodata ringkas Ferdi yang tertulis di kartu nama. Ah Ferdi, ternyata kamu tidak seperti yang aku bayangkan. Maaf ya tadi telah berpikir yang bukan-bukan. Kamu keren. Baru 22 tahun sudah menggeluti dunia digital marketing dan perencanaan strategi bisnis. Hmmm Eniwey, kamu masih jomblo udah mengerjakan skripsi belum Fer?


________________________________________________________________________________
Alhamdulillah postingan ini berhasil meraih award pertamanya (ini pertama kali saya mengikuti lomba blog dan postingan ini berhasil merebut perhatian dewan juri). Ada ratusan postingan dari blogger berpengalaman atau senior dengan infografis yang memukau. Namun postingan ini dipilih juri menjadi 10 postingan TERPILIH. Ah mungkin ini hanya keberuntungan saja. Dikenang? Oh tentu saja momen ini akan dikenang. Berikut daftar para pemenangnya :

Inilah Pemenang Lomba Blog Smartfren #GOFORIT!
________________________________________________________________________________

Minggu, 04 Oktober 2015

Inner Peace (Jalan Menemukan Diri)

Who Looks Outside, dreams. Who looks inside, awakes. Jika diterjemahkan kurang lebih artinya gini, siapa yang mencari ke luar dirinya, dia berangan-angan. Siapa yang mencari ke dalam, dia terjaga (sadar). Apa maksud dari kata-kata yang Carl Jung lontarkan? 
________________________________________________________________________________
Secuil Cerita

Dulu, aku suka membanding-bandingkan diriku dengan teman-temanku yang berprestasi. Aku mudah iri. Aku bahkan menganggap diriku tak berarti apa-apa dibandingkan mereka. Secara tak sadar, aku telah melukai diriku sendiri. Aku menganggap 'wah' orang lain. Sekaligus mengerdilkan diriku di hadapan mereka.

Melihat Merya yang bisa ikut ke Korea Selatan dalam ajang kompetisi mobil listrik, Febri yang bisa ikut call for paper di Jepang, atau Mas Nova yang jadi jawara di ajang Mandiri Young Technopreneur 2014 membuatku geregetan sendiri. Aku bisa apa coba? Aku cuma bisa merutuki diri sendiri. Aku enggak cerdas. Bahasa inggrisku payah. Aku enggak bisa buat slide presentasi yang bagus. Dan segala hal negatif lainnya.
Tepat seperti apa yang disampaikan di status yang dibagikan Mas Arif Rh, dulu aku tidak bisa menerima diri dan lebih mengidolakan orang lain. Aku bermimpi seandainya aku adalah dia, sosok yang aku kagumi. Aku fokus pada kekurangan yang aku miliki. Aku hidup dalam angan-angan semu. Aku pun cenderung kurang bisa menganalisis kemampuan apa yang harus aku optimalkan. 
_______________________________________________________________________________
Jawabannya ada di dalam diri

Berbicara inner peace, aku jadi teringat film animasi Kungfu Panda 2. Kungfu Panda 2 sangat menarik dikaji dari sudut pandang psikologi. Film ini bercerita tentang perjalanan menemukan jati diri dan kekuatan memaafkan masa lalu. 

Adalah Po, seekor panda yang menjadi karakter utama dalam film ini. Dia telah lama berlatih kungfu bersama teman-temannya. Master Shifu, sang guru berupaya memberikan ajaran terakhir yang dimilikinya, yakni menemukan inner peace. Berulangkali Master Shifu menyebut kata inner peace. Namun Po belum memahami makna tersebut. 

Melalui serangkai kejadian menyakitkan dan menyesakkkan dada (Po harus berjuang menghilangkan trauma masa lalu terhadap simbol tertentu). Hingga pada suatu ketika, Po berhasil menemukan inner peace-nya. Po menerima dirinya serta memaafkan masa lalunya. Setelah menemukan inner peace, Po akhirnya bisa mengalahkan Lord Shen, the villain character yang telah membunuh ayah ibunya dan membantai ras panda di China. Jalan yang ditempuh Po bukan dengan melawan, tetapi menerima dirinya. Jalan ini memang sulit ditempuh dan tidak serta merta hadir. Bahkan Master Shifu berkata bahwasanya untuk menemukan inner peace, seorang master harus belajar bertahun-tahun. Meditasi (perenungan dan kontemplasi) di tempat-tempat sunyi (seperti goa) untuk mencapai ketenangan batin.
Jika Kungfu Panda bercerita tentang mencari kekuatan diri dengan memaafkan masa lalu. Up dan Cloudy With A Change of Meatball 2 bercerita tentang kekaguman terhadap seorang idola.

Up, mengisahkan perjalanan dua karakter beda generasi. Adalah Pak Tua Fredericksen yang ditemani bocah pramuka bernama Russel melakukan perjalanan fantastis. Mereka terbang dengan menggunakan rumah yang diikatkan pada ribuan balon di atasnya. Tujuan Pak Tua Fredericksen adalah Paradise Falls. Di Paradise Falls, Pak Tua Fredericksen ingin mencari kedamaian dan menggapai mimpi-mimpi masa lalunya yang redup sepeninggal istrinya Ellie. Pak Tua Fredericksen ingin membangun rumah di sana dan juga bertemu idola masa kecilnya, Charles Muntz. Charles Muntz adalah seorang petualang yang memiliki balon udara The Spirit of Adventure.

Di tengah perjalanan, mereka menemukan seekor burung langka. Russel kemudian menamainya Kevin. Selain itu mereka bertemu seekor anjing baik bernama Dug. Dug sebenarnya adalah suruhan Charles Muntz untuk memburu Kevin, Si burung langka. Mengetahui niat buruk Charles Muntz, akhirnya Pak Tua Fredericksen berupaya menyelematkan Kevin. Bersama Dug dan Russel mereka berjuang bersama. 

Luar biasa sekali moral value yang ditampilkan dalam film Up. Film ini memberikan pelajaran berharga tentang makna penerimaan diri dan saling menemukan satu sama lain. Pak Tua Fredericksen yang pada awalnya mengagumi Charles Muntz, justru menyadari seperti apa jati diri sang idola sesungguhnya. Russel, si bocah pramuka justru memiliki keberanian yang besar ketika berjuang menyelamatkan Kevin. Dug, si anjing baik hati mau bersama-sama berjuang menyelamatkan Kevin. Padahal dulunya dia adalah suruhan Charles Muntz. Namun di tengah perjalanan dia membelot dan memilih berjuang bersama Pak Tua Fredericksen dan juga Russel. 

Pak Tua Fredericksen akhirnya menemukan teman dalam perjalanan. Russel menemukan figur yang bisa dijadikan teladan dalam diri Pak Tua Fredericksen. Dug, si anjing menemukan majikan yang sesungguhnya. Majikan yang mau berbagi cinta dan kehangatan. Semasa tinggal bersama Charles Muntz, Dug dan juga anjing-anjing lain diperlakukan tidak adil. Ruang gerak mereka dibatasi. Mereka tidak memiliki kemerdekaan dan hanya disuruh-suruh layaknya budak. 

Melalui petualangan, Pak Tua Fredericksen, Russel, dan juga Dug menyadari kekuatan masing-masing. Mereka saling melengkapi. Masing-masing dari mereka telah menyadari adanya kekuatan diri yang indah (inner peace). 

Sebelas dua belaslah dengan Up. Film animasi Cloudy With A Chance of Meatball 2 memiliki moral value yang hampir sama dengan Up. 

Flint Loockwood, seorang saintis muda jenius pencipta Mesin “Flint Lockwood Diatonic Super Mutating Dynamic Food Replicator” (FLDSMDFR) begitu mengagumi sosok Chester V. Namun sejatinya, sosok yang dikagumi Flint tidak terlihat hebat seperti adanya. Justru dia adalah evil alias busuk. Demi ambisinya, Chester V menculik aneka makhluk berwujud makanan di pulau Swallow Falls dan menjadikannya mereka sebagai bahan eksperimen. Teman-teman seperjalanan Flint pun juga diculik Chester. 

Menyadari hal tersebut. Flint berupaya menyelamatkan mereka. Belum terlambat memang. Dengan dibantu ayahnya dan juga beberapa mahluk penghuni swallow falls (yang selamat dari aksi penculikan), misi tersebut dimulai. Dari sini kita bisa melihat karakter Flint yang sesungguhnya. Dia begitu berani. Tangguh. Rela berkorban demi teman-temannya. Sesungguhnya Flint tak memerlukan sosok hebat dalam diri orang lain (Chester V). Sebab dia telah menemukan kehebatan itu dalam dirinya. 

Demikian kisah-kisah petualangan menemukan Inner peace. Jalan menemukan kedamaian, keindahan, dan kekuatan pada diri sendiri.
________________________________________________________________________________
Finding "ME" Inside

So, kamu udah nangkep arti dari kata-kata Carl Jung tersebut? Who Looks Outside, dreams. Who looks inside, awakes. Mencari ke luar diri berarti berangan-angan. Mimpi di siang bolong. Keluar diri yang dimaksud adalah meniru-niru atau menjadi orang lain. Mencari ke dalam diri dapat pula diartikan sebagai upaya menemukan harta karun berharga dalam diri kita. Be real me. Be authentic. Be aware. Menerima diri. Menghargai kelemahan dan kelebihan kita. 

Mencari sisi terbaik dari diri memang memerlukan perjalanan yang tidak singkat. Semuanya butuh proses. Aku pun demikian. Tepat seperti apa yang dikatakan Master Shifu dalam Kungfu Pada 2, untuk mencari inner peace (ketenangan, kedamaianan, keindahan, dan kekuatan diri), kita kudu melatih diri selama bertahun-tahun.

Mengagumi orang lain menurutku sah-sah saja. Asal jangan berlebihan. jangan sampai kita memuja-muja selebritas atau sosok yang kita kagumi, sampai-sampai kita berupaya meniru dirinya. Lantas kita menjadi asing dengan diri sendiri.

Meskipun aku tidak sekaliber Merya, Febri, atau Mas Nova yang pernah menorehkan prestasi di tingkat internasional, aku cukup berbangga dengan diriku sendiri. Paling tidak di tahun 2013, aku pernah menjadi finalis LKTI tingkat nasional dan mendapat kesempatan berkunjung di 3 universitas yang ada di Sumatra Barat (Universitas Andalas, UNP, dan IAIN Imam Bonjol). Tahun 2014, aku masuk 5 besar untuk Lomba Inovasi Teknologi Mahasiswa (LITM) kategori industri kreatif. Tahun 2015, aku berhasil meraih posisi runner-up untuk lomba penulisan cerpen Journal Fun Week Regional DIY. Di tahun ini pula aku berhasil mengirimkan esai pertamaku untuk lomba penulisan esai yang diadakan PPI India bekerjasama dengan atase pendidikan KBRI India. Total peserta yang berpartisipasi dalam lomba tersebut adalah 1280 mahasiswa. Aku enggak juara sih. Tapi aku have fun kok, karena aku menikmati proses kreatifku. Melalui ini aku akan semakin mengasah talentaku di bidang kepenulisan kreatif.

Seperti apa yang dikatakan Mas Arif Rh di atas,
Tugas kita bukan berhenti belajar keluar, bukan berarti belajar ke orang lain tidak perlu. Tugas kita adalah berjalan memutar. Bahwa semua pembelajaran ke luar, adalah sarana bagi kita, untuk mengenali pola-pola diri kita sendiri . Menjadi diri kita sendiri. Boleh saja kita meniru cara orang lain, tapi jangan ingin menjadi orang lain. Tiru caranya, dan tetap be your self. 

Apakah anda sudah belajar sana sini, tapi tetep aja stuck? Please check, jangan-jangan tanpa disadari, anda ingin menjadi orang lain. Anda menolak diri anda sendiri.  Anda tidak menerima diri anda sendiri. Anda lebih mengidolakan orang lain, daripada mengidolakan diri anda sendiri. Anda terasing dalam diri anda sendiri 

Ingin menjadi orang lain. Tidak mau menjadi diri sendiri, justru menjauhkan kita dari rahasia besar dan misi khusus, terkait dengan "mengapa kita dilahirkan di antara milyaran orang di bumi ini?" Siapapun guru di luar sana. Hanyalah batu loncatan bagi kita, untuk bertemu guru sejati, yang ada di dalam diri.