Jumat, 15 Juli 2016

Cerita Perjalanan dan Seni dalam Bingkai Kamera Ponsel

Suatu malam, saya membongkar dokumen lama, mata saya tertuju pada sebuah album foto. Saya buka-buka album itu. Album tersebut mengingatkan kembali cerita perjalanan masa lalu. Memori putih abu-abu. Saya telusuri teman-teman dan juga guru-guru saya. Mengenang kembali sudut-sudut sekolah seperti ruang guru, lapangan basket, kelas-kelas, dan tentu saja pojok favorit kami : kantin. Saya terkikik kala mengingat anak-anak IPS yang kerap bolos jika guru tidak ada. Bolosnya bukan ke mana-mana kok, cuma nongkrong di kantin sampai habis jam pelajaran. Saya senyum-senyum sendiri ketika saya dan satu angkatan (IPS) dihukum guru olahraga (Pak Warji) di lapangan basket.

Namun, ada beberapa hal yang saya sesali. Album tersebut adalah satu-satunya cetak sejarah yang sempat terdokumentasikan. Selebihnya sedikit sekali saya memiliki rekaman kenangan berupa foto, apalagi dalam bentuk digital. Padahal ada banyak hal yang layak diabadikan. Ada narasi yang bisa ditulis dari memori putih abu-abu. 

Kondisi tersebut berbanding terbalik saat kuliah (sekarang), di mana saya memiliki banyak sekali dokumentasi foto dan juga video yang tersimpan rapi di laptop. Saya bisa menyortir, mengedit, bahkan menghapusnya jika dirasa tidak perlu. Di era digital seperti sekarang ini, mudah saja berbagi dokumentasi berupa foto dan video di blog dan kanal media sosial yang kita miliki. Bukankah begitu? Rekam jejak kita akan tersimpan abadi.

Saya sadar, saat SMA saya tidak memiliki ponsel berkamera mumpuni yang mampu merekam setiap jengkal kenangan. Entah kenangan saat kenaikan kelas, buka bersama dan hangout bareng teman, jalan-jalan ke luar kota, kompetisi, class meeting, kelulusan hingga wisuda dan perpisahan sekolah. Dulu, bagi saya sebuah ponsel dengan kamera beresolusi tinggi adalah barang mahal. Sebuah kemewahan tersendiri. Ponsel jadul saya cuma bisa buat kirim sms dan telepon. Nada deringnya itu-itu doang. Udah gitu enggak ada radio dan album musik. Jadi enggak bisa mendengarkan lagu favorit deh. Ngenes banget kan?

Seiring berjalannya waktu, ponsel biasa bertransformasi menjadi ponsel cerdas (smartphone). Beragam keunggulan dan spesifikasi ditawarkan. Harganya pun kian terjangkau bagi masyarakat. Bisa dikatakan hampir semua orang memiliki ponsel cerdas. Entah pelajar, mahasiswa, emak-emak, tukang becak, tukang sayur, tukang ojek, dan sebagainya. Keberadaan ponsel cerdas menyentuh berbagai level. Tidak hanya kelas menengah atas, tetapi kalangan marginal juga bisa dengan mudah memilikinya. 

Ketika saya mencari ponsel cerdas, ada dua hal yang saya perhatikan. Yang pertama adalah brand dan yang kedua adalah keunggulan (berbagai fitur dan spesifikasi yang ditawarkan). Dan hati saya sudah memilih. Saya jatuh cinta pada ASUS ZENFONE. With ASUS Zenfone i can capture and share incredible journey. Save the moment like an art project.  

Beautiful and awesome! Zenfone 2 Laser (ZE500KL) is my choice. Why Zenfone 2 Laser? This is the reason. Watch this video...

Mari kita ulik lebih jauh si Zenfone 2 Laser ZE500KL. Yuk kepoin apa yang menarik dari ponsel cerdas satu ini. Nah untuk zenfone seri ini, layarnya tuh sudah memakai teknologi antigores Corning Gorilla Glass 4 (ketahan fisik layar terhadap goresan, retakan, dan benturan sangat terjamin). Di dalamnya sudah disematkan OS Android Lollipop dipercantik dengan Zen UI versi terbaru. RAM-nya sudah 2 GB. Ada 2 varian kapasitas penyimpanan yaitu memori internal 8 GB dan 16 GB. Jikalau masih kurang bisa ditambahi memori eksternal dengan kapasitas maksimal 128 GB. Wuih kalau gini mah tidak hanya mampu menyimpan ribuan foto, tetapi video dan film favorit juga bisa. Untuk mendukung performa dan kinerjanya, ponsel cerdas 5 inchi ini menggunakan chipset Qualcomm Snapdragon 410 dan prosesor Quad-core 1.2 GHz Cortex-A53. Koneksi internet sudah menggunakan teknologi 4G LTE.

Apa lagi ya? Ponsel cerdas ini memiliki fitur unggulan, terutama di bidang fotografi. Kamera utama memiliki ukuran 13 MP, sedang kamera depan 5 MP. Nah teknologi laser autofokus pada seri ini memberikan peningkatan kualitas pada hasil foto. Bahkan jika objeknya bergerak sekalipun. Tak usah khawatir jika berada di ruangan yang agak temaram, fitur Dual Tone LED Flash akan meningkatkan kemampuan kamera saat memfoto objek di ruang minim cahaya. Saya sudah membuktikannya. Di dalam kamar kos yang gelap (perhatikan gambar di bawah) saya bisa mendapatkan hasil bidikan yang memuaskan.

Cekrak-cekrek jadi semakin asyik.
Zenfone 2 Laser ZE500KL di ruang banyak cahaya (Gb 1,2,3) & minim cahaya (Gb 4). Dokumentasi pribadi.

Sekarang saya mencoba mencari objek gambar di luar ruangan. Di halaman depan kos saya ada beberapa tanaman hias. Saya mencoba memotretnya. Perhatikan foto bunga jenis euphorbia warna kuning dan merah muda pada gambar di bawah ini. Terdapat embun pagi yang melekat pada dedaunan. Itulah menjadikan objek nampak segar dan memikat. Kesan naturalnya dapat. Jadi cantik dan nampak realistis kan si euphorbia setelah di foto menggunakan ASUS zenfone.
Embun pagi menjadikan euphorbia tampak natural dan memikat. Dokumentasi pribadi
Yuk kita ajak si ASUS Zenfone jalan-jalan. Mumpung udara pagi masih seger. Tentunya saya bisa mengabadikan banyak objek menarik. Nah pada episode kali ini saya akan mengajak kamu ke tempat keren yang ada di Jogja. Kebetulan dalam kesempatan ini ada pameran seni Art Jog 9, sebuah eksibisi yang menampilkan seni rupa kontemporer. Perlu diketahui bahwasanya Art Jog dapat dikatakan sebagai lokomotif perkembangan seni rupa Indonesia maupun Asia. Tahun ini Art Jog 9 menampilkan karya 74 seniman baik dari dalam maupun luar negeri. Pameran Art Jog 9 sendiri berlokasi di Museum Nasional Jogja

Asyiknya punya kamera ponsel yang mumpuni kayak ASUS Zenfone ya gini. Kita dengan mudah mengabadikan berbagai momen dan cerita lalu mengunggahnya di kanal media sosial atau blog yang kita miliki. Kita juga bisa membuat reportase (citizen journalism) di media online secara real time.

Dulu saya ingin sekali punya kamera DSLR biar kayak fotografer profesional gitu. Tapi kamera DSLR selain mahal, ukurannya cukup besar dan berat ketika dibawa ke mana-mana. Sedang saya suka membawa sesuatu yang praktis dan pas di saku atau kantong. Maka pilihan saya jatuh pada kamera ponsel dan ASUS Zenfone 2 Laser cukuplah bagi saya.

Dengan ASUS zenfone dalam genggaman, saya tak perlu khawatir kehilangan momen-momen berharga.
"Aku dan Kamera ponsel." Dokumentasi pribadi
"Aku dan Kamera Ponsel."  Dokumentasi pribadi

Well, sekarang kita sudah berada dalam Galeri Museum Nasional Jogja. Inilah pameran seni kontemporer Art Jog 9. Tuh apa saya bilang. Banyak dari pengunjung Art Jog 9 mengabadikan momen dengan kamera ponsel. Foto-foto di atas saya ambil secara candid. Kamera ponsel yang praktis dan mudah di bawa ke mana-mana serta terintegrasinya dengan berbagai aplikasi media sosial menjadikannya poin plus tersendiri jika dibandingkan dengan kamera DSLR.
Karya-karya hebat para seniman. Dokumentasi pribadi.
Karya-karya hebat para seniman. Selalu saja ada hal yang menarik antara manusia dengan interaksinya. Entah interaksi dengan sesamanya atau interaksi dengan ide atau gagasan. Sebab dari interaksi tersebut manusia bisa menghadirkan cipta, rasa, dan karsa.

Bagaimana karya-karya para seniman hebat setelah difoto menggunakan ASUS Zenfone? Jadi cantik? Pastilah.
Karya seni favorit saya. Dokumentasi pribadi
Dari semua karya yang ada di Art Jog 9, ketiga karya seni di atas adalah favorit saya.  Sebab, terdapat makna filosofis yang dalam dari setiap karya.
Baiklah saya akan bercerita sedikit.
  1. Karya nomor 1 berjudul "Sumbu Kosmik Memori", digagas oleh seniman Angki Purbandono. Sumbu kosmik memori merupakan sebuah ide untuk membuat poros cahaya yang dikelilingi oleh berbagai potongan fotografi. Ide awalnya berasal ketakjuban Angki terhadap Gunadharma, arsitek Candhi Borobudur. Gunadharma merekam kehidupan manusia dan ajaran Budha dengan ukiran batu. Batu tersebut disusun secara melingkar dan membentuk sumbu kosmik sebagai simbol penghubung manusia dengan Tuhan. Seperti halnya batu-batu yang disusun melingkar, ada cerita tersendiri dari setiap keping foto yang dibuat Angki.
  2. Karya nomor 2 berjudul "The Light", digagas oleh seniman Bunga Jeruk. Berikut penjelasannya, tidak diragukan lagi, seni membawa pengaruh pada semua aspek kehidupan. Dari lukisan misterius di gua sejak 30.000 tahun lampau sampai eranya Banksy, hidup kita tidak pernah lepas dari seni. Dan seniman besar adalah seniman yang mampu memberi inspirasi bagi banyak orang, terutama seniman generasi sesudahnya. Karya yang mereka tinggalkan tidak pernah mati dan memberi pencerahan bagi orang yang melihatnya. Lukisan Bunga Jeruk ini adalah bentuk penghormatan kepada mereka; manusia kreatif dengan bakat luar biasa yang mampu memberi warna pada dunia, yang membuat jutaan orang terus mendatangi museum serta membuat dunia lebih kaya, seperti yang bisa kita lihat dan nikmati saat ini. Jangan lupa, kita adalah seniman kehidupan.
  3. Karya nomor 3 berjudul "Maybe it's not always about trying to fixing something broken, maybe it's about starting over and creating something better," digagas oleh Seniman Arya Pandjalu. Berikut penjelasannya, duduk sambil menanam dan memperhatikan hijaunya dedaunan yang tumbuh di permukaan meja merupakan analogi dari sebuah pekerjaan rumah atau jerih payah yang harus dikerjakan untuk mencapai apa yang kita harapkan. Membentuk lingkungan yang ideal harus dimulai dari nol, dari diri sendiri, dari hal terkecil, sederhana, dan logis untuk mendukung terciptanya hal yang lebih besar atau kita idamkan.
Menikmati perjalanan pulang dengan Trans Jogja. Dokumentasi pribadi.
Tak terasa berjam-jam saya mengitari setiap sudut museum, dari lantai 1 sampai 3. Hari mulai beranjak sore. Ini artinya saya harus bergegas pulang. Dalam perjalanan pulang saya sempat memotret jalanan Jogja yang lengang. Cekrek. Cekrek. Cekrek...

Bosan, saya pasang headset di kuping, mendengarkan musik dari Playlist. Saya tak sabar pulang dan menuliskan cerita hari ini.

Thank to ASUS Zenfone that accompany me and be the best partner!

Giveaway Aku dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com