Jumat, 25 September 2015

Hidup Mereka Membuat Kita Kaya

Pagi ini ketika aku membuka facebook, aku mendapatkan secercah kisah inspiratif dari Mbak Ferdias Bookelmann melalui status yang ditulisnya. Mbak Ferdias adalah sahabat blogger yang tinggal di Pulau Dewata bersama suaminya yang berkebangsaan Belanda dan juga putranya yang bernama Ivo. 
Nah Mbak Ferdias juga melampirkan link film yang berjudul Daun Di Atas Bantal. Katanya film tersebut berdasarkan kisah nyata pergumulan anak-anak jalanan. Aku belum bisa memberikan review atau opiniku tentang film ini karena aku belum pernah nonton sebelumnya. Mungkin setelah ini aku mau cari sinyal Wifi di kampus buat donlot tuh film. Baru aku buat review. Kalau kamu belum pernah nonton dan penasaran nih, coba buka link di bawah ini
Semoga apa yang ditulis Mbak Ferdias dan juga film Daun Di Atas Bantal di atas mampu menggugah dan memperkaya jiwa kita untuk selalu peduli terhadap sesama serta semakin mensyukuri apa yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita. 

*Postingan ini akan menjadi salah satu catatan penting dalam hidupku.

Jumat, 18 September 2015

#IStandWithAhmed (Young Inovator, We Support You)

Ilustrasi gambar oleh @ArintaSetia
Jagad dunia maya dihebohkan oleh seorang bocah berumur 14 tahun yang ditangkap oleh polisi karena diduga membawa muatan bom ke sekolahnya. Bocah tersebut bernama Ahmed Muhammed. Ahmed adalah siswa kelas IX di MacArthr High School yang berada di Irving, Texas, Amerika Serikat. 

Dalam waktu 24 jam berita penangkapan bocah tersebut menjadi viral di dunia maya. Aku sendiri baru mengetahuinya ketika Pak Bukik Setiawan membagikan sebuah postingan tersebut via facebook pagi tadi. Postingan tersebut bersumber dari laman dallasnews.com dengan judul Ahmed Muhamed Swept Up, 'Hoax Bomb' Charges Swept Away As Irving Teen' Story Floods Social Media. 

Siapa Ahmed Muhamed ini? Oke aku akan mengupas sedikit demi sedikit. Ini menarik sekali hingga aku telusuri beberapa sumber yang memuat berita tentang penangkapan Ahmed (edisi bahasa inggris sekalipun). Kasus ini menarik untuk dikaji dan dicermati. Ada beberapa poin yang akan aku ulas, di antaranya, pertama berkaitan dengan isu rasisme, islamofobia, sentimen terhadap islam. Yang kedua tentang latar belakang keluarga Ahmed. Yang ketiga tentang dahsyatnya kekuatan social movement di jagad maya, terutama facebook dan twitter. Hingga mampu menggerakkan empati dan nurani sehingga menjadikannya viral. Bahkan muncul dukungan dari berbagai pihak di penjuru dunia hanya dalam kurun waktu 24 jam. Ini luar biasa sekali. Poin terakhir mengenai opiniku pribadi terhadap kasus tersebut. 

Ahmed Muhammad, A Young Innovator From Texas

Kejadian tersebut bermula ketika Ahmed membawa jam yang bentuknya menyerupai pencil case (tapi kalau menurut aku bentuk hampir mirip koper) ke sekolah untuk ditunjukkan kepada guru tekniknya. Jam tersebut adalah hasil kreativitasnya sendiri. Ahmed memiliki antusiasme yang cukup tinggi terhadap dunia rekayasa teknologi khususnya di bidang robotika. Maka dari itu dia mencoba mengkombinasikan papan sirkuit, pengisi daya, dan juga jam digital menjadi sebuah karya kreatif. Berdasarkan situs www.msnbc.com, Ahmed berniat untuk mengesankan guru tekniknya sehingga dia membawa karya kreatif tersebut ke sekolah. Reaksi sang guru biasa saja. Tidak seperti yang diharapkan Ahmed. Mungkin Ahmed berharap ada semacam apreasiasi atau apa. Kemudian Sang guru menyarankan Ahmed agar tidak menunjukan karya tersebut ke guru yang lain.

Ahmed menyimpan jam digital karyanya di tas saat mata pelajaran bahasa inggris berlangsung. Di tengah pelajaran, jam digital tersebut berbunyi. Merasa terganggu, Sang guru bahasa inggris menanyakan bunyi apakah itu. Kemudian Ahmed mengeluarkan jam tersebut dari tasnya. Sang guru merasa bahwa apa yang dibawa Ahmed cenderung mirip bom daripada jam digital. Ahmed bersikukuh, bahwa apa yang dia bawa hanyalah jam digital biasa. Bukan bom.

Akhirnya sang guru membawa Ahmed ke ruang kepala sekolah untuk diinterogasi. Dalam interogasi tersebut, Ahmed ditekan dan ditanyai apakah dia sedang belajar merakit bom. Dalam interogasi tersebut, beberapa petugas kepolisian hadir dan turut mengintervensi. Sang kepala sekolah juga memberikan acaman akan mengeluarkan Ahmed sekolah jika tidak membuat pernyataan tertulis. Ahmad mendapatkan skorsing selama 3 hari oleh sekolahnya. Pada tanggal 14 September waktu setempat, diamankan polisi dan ditempatkan pada semacam lembaga penahanan remaja.

Namun beberapa waktu kemudian, kepolisian setempat (Irving Police Department) melalui press conference menyatakan kepada publik bahwa tidak ada indikasi bom atau harmful device pada karya kreatif Ahmed. Ahmed dibebaskan. Case Closed.
Hasil kreatvitas Ahmed yang diduga bom rakitan setelah dibongkar polisi
Rasisme dan Sentimen terhadap agama 

Di negara sekaliber Amerika Serikat yang katanya menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan humanisme nyatanya masih ada kasus-kasus yang berkaitan dengan sentimen terhadap ras dan agama. Terpilihnya Barrack Obama sebagai presiden pertama kulit hitam di Amerika serikat tidak turut serta menghapus sentimen ini. Nampaknya Amerika masih membutuhkan figur heroik seperti Pendeta Martin Luther King yang berjuang melawan rasisme dan kekerasan.

Apa salahnya seorang bocah berusia 14 tahun menunjukkan karya kreatif kepada gurunya di sekolah? Kenapa bocah tersebut diperlakukan berbeda hanya karena agama dan warna kulitnya. Hingga kemudian muncul kelakar dari @HamnehJafari dalam kicuannya di twitter, "If his name was John he would be labelled as a genius. Since its Ahmed he's labelled as a "suspect." #doublestandards #IStandWithAhmed

Perlu diketahui bahwa @AmnehJafari inilah orang yang pertama kali membuat tagar #IStandWithAhmed yang kemudian menjadi viral di social media. Sampai-sampai BBC Trending membuat ulasan khusus tentang sosok di balik social movement #IStandWithAhmed dengan judul Who's behind the campaign for Ahmed, the young Muslim clockmaker?
Barangkali insiden 11 September 2001 masih membekas dan membenak di sebagian warga Amerika Serikat. Ketakutan-ketakutan terhadap simbol-simbol islam, termasuk budaya, atribut, nama-nama berbau islami dan sebagainya masih ada dan melekat. 

Hebat sekali penggiringan opini oleh media barat terhadap islam itu sendiri. Islam dianggap sebagai terorisme hanya karena segelintir oknum di Timur Tengah melakukan tindakan kekerasan. Padahal islam tidak mengajarkan hal demikian.

Selama beberapa tahun kuliah, aku sering mendengar lewat kajian-kajian keislaman bahwasanya agama kami, agama islam adalah Rahmatan Lil Alamin. Rahmat bagi alam semesta. Pun jika ada seorang muslim yang melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai spiritual islam, bukan agama ini yang salah. Barangkali pemahaman individu tersebut terhadap islam sendiri masih kurang. Sebab agama kami mengajarkan kebaikan. Dan kebaikan itu sifatnya universal.

Ayah Ahmed Adalah Orang Yang Berpengaruh. 

Beberapa orang mungkin akan bertanya-tanya tentang latar belakang keluarga Ahmed. Ayah Ahmed bernama Mohamed Elhassan Mohamed (57 tahun). Elhassan adalah imigran berkebangsaan Sudan yang sudah menetap di Amerika Serikat kurang lebih 30 tahun.

Mohammed Elhassan seorang pebisnis yang cukup sukses. Elhassan menjalankan beberapa bisnis. diantaranya Paradise Prime Investment dan El-Hassan Deliveries. El-Hassan Deliveries pernah membuat kontrak dengan perusahaan retail 7 Eleven. Perusahaan yang lain bernama Jet Taxi. Dimulai dengan 25 mobil Elhassan sukses menjalankan bisnis taksinya. Ketika jumlah taksinya 200, Elhassan menjual taksi-taksi tersebut kepada Yellow Cab. Di Sudan, ElHassan memiliki perusahaan yang bergerak di bidang energi surya (Alsufi International For Solar Energy). Selain pebisnis sukses, Elhassan tercatat pernah mencalonkan diri sebagai kandidiat presiden Sudan pada tahun 2010 dan 2015.

Istri Elhassan bernama Muna Ahmed Ibrahim. Elhassan memiliki 7 anak, termasuk Ahmed mohammed (the muslim clockmaker).

Dahsyatnya Kekuatan Social Movement di Jagad Maya. 

Bercermin dari kasus tersebut, sempat terpicu rasa empati dan kesadaran agar kita tidak  mudah melabeli atau menjustifikasi seseorang berdasarkan ras, agama, warna kulit dan segala simbol yang melekat padanya. 

Hal inilah yang melatarbelakangi @AhmehJafari membuat social campaign dengan tagar #IStandWithAhmed yang sempat menjadi trending topic di twitter dan menjadi pemberitaan hangat di berbagai media. 

Aku jadi ingat beberapa tahun sebelumnya di Indonesia heboh dengan social campaign dalam bentuk "Koin Untuk Prita." Juga bagaimana gerakan mendukung Ricky Elson (teknokrat Indonesia yang ahli di bidang pembuatan teknologi motor penggerak listrik-Wikipedia) agar kembali dan berkarya untuk Indonesia. Melalui change.org, banyak masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang isinya menyatakan dukungan kepada Bang Ricky Elson agar kembali ke negeri ini.

Demikian pula yang terjadi di Amerika Serikat baru-baru ini. Gerakan #IStandWithYou mendapat dukungan dari berbagai pihak serta sorotan tajam dari berbagai media.
Ahmed pun banyak mendapat dukungan. Tak tanggung-tanggung, dia diundang ke Gedung Putih oleh Barrack Obama. Tak mau kalah, Mark Zuckerberg, melalui official fanspage-nya juga turut mengundang Ahmed ke markas besar Facebook di Menlo Park, Sillicon Valley. Twitter pun demikian. Kabar terbaru, NASA melakukan hal yang sama. Pokoknya gerakan ini luar biasa!!! 

Dukungan lainnya

Apakah Ini Keberuntungan Bagi Ahmed? 

Ya. Tentu saja. 

Membaca dan mengamati berbagai opini publik dan ulasan beberapa media, aku dapat menyimpulkan bahwa inilah cara Tuhan memberikan karunianya kepada Ahmed. Ahmed sungguh beruntung!!! 

Oke aku akan jelaskan dalam 2 model simulasi skenario untuk mempermudahnya. 

1. Skenario pertama. 
Ahmed membuat jam digital tersebut dan menunjukkan kepada guru tekniknya untuk mendapat apresiasi atau penilaian. Sang guru teknik cukup puas dengan proyek teknologi yang diciptakan Ahmed. 

Ahmed masuk kelas bahasa inggris, jam digital tidak berbunyi. Guru bahasa inggris tidak pula menggeledah tas Ahmed. Ahmed pulang sekolah. Hari-hari akan menjadi seperti biasanya

2. Skenario kedua. 
Dering dari jam digital Ahmed mengganggu saat sang guru bahasa inggris mengajar di kelas. Ahmed menunjukkan jam tersebut kepada sang guru. Sang guru mengira Ahmed membawa bom ke sekolah. Sang guru bahasa inggris melaporkan Ahmed kepada kepala sekolah dan menghubungi polisi.

Ahmed mendapat berbagai macam tekanan, teror, ancaman penahanan, hingga skorsing dari sekolah atas tuduham membuat bom rakitan, alih-alih jam digital. Situasi ini memicu simpati seseorang lewat akun @AmnehJafari. Miss Jafari berempati terhadap kejadian tersebut. Dia kemudian menginisiasi tagar #IStandWithAhmed. Akhirnya social campaign for awareness ini menjadi viral di berbagai lini. Baik social media maupun media mainstream. 

Kejadian ini juga membuka mata pikiranku. Ternyata masih banyak warga Amerika Serikat yang mendukung dan berempati pada Ahmed, tanpa memandang suku, agama, ras, dan warna kulit.

Bayangkan jika yang terjadi adalah skenario pertama. Tentunya hal tersebut tak akan menjadi sesuatu yang istimewa bagi Ahmed. Ahmed akan menjalani rutinitas sekolah seperti biasanya. 

Namun jalan hidup seseorang memang unik. Lewat berbagai kejadian yang dianggap sebagai 'ketidakberuntungan,' Tuhan sebenarnya sedang menciptakan keberuntungan itu sendiri untuk Ahmed.  Ahmed, kali ini semesta mendukungmu!

Proud of you young Innovator. We support you. Build immpresive projects that have benefit to society. God bless you Ahmed!

Rabu, 16 September 2015

Ketika Laptopku Bermasalah


Ilustrasi gambar oleh @ArintaSetia
Hati-hati juga ya punya antivirus di laptop. Maunya sih buat melindungi laptop kita dari serangan marware atau virus-virus berbahaya, tapi terkadang antivirus itu sendiri yang memakan beberapa program penting di laptop. Hal tersebut menyebabkan laptop menjadi bermasalah, hang, dan beberapa program tidak bisa dijalankan. Ini yang aku alami 5 hari yang lalu. Tepatnya pada hari Jumat, 11 September 2015. 

Aku memakai Av**a Antivirus. Dulu aku juga pakai S**dav Antivirus. Setelah kupikir-pikir buat apa memakai 2 antivirus dalam satu laptop, so si S**dav akhirnya aku remove. Yang bertahan tinggal Av**a. 

Saat aku masih di kelas 3 SMA (tahun 2011), ayahku membeli laptop Asus seri K40I. Enggak baru sih, alias second. Namun kondisinya masih bagus. Kata beberapa temanku, Asus itu memang bandel jika dibandingkan laptop merek lain. Seri K40I dilengkapi dengan prosesor intel core 2 Duo, NVIDIA Geforce 310M, harddisk 250 GB, dan Ram 2 GB. 

Tahu enggak alasan ayahku beli seri ini pada waktu itu? Yey itu karena si sales bilang kalau performa si Asus cocok buat gamer karena dilengkapi NVIDIA Geforce 310M. Aku yang waktu itu enggak mudeng cuma manut ajalah. Dan setelah itu terinstallah game-game berat RPG dengan kualitas grafis HD macam Devil May Cry (DMC) 3, Prototype, Resident Evil 5. Game-game tersebut tentunya memakan space memori yang cukup besar. Contohnya si Resident Evil ketika aku liat di properties, kapasitasnya lebih dari 2 GB sendiri. Yang paling berat itu Prototype, 8,3 GB. OMG! Itu belum termasuk game-game lain seperti Zuma, Insaniquarium, Plant Vs Zombie (kalau yang ini mungkin kamu pernah main). 

Sedangkan untuk operating Systemnya sendiri aku masih pakai Windows XP. OMG! Beberapa temanku di organisasi pernah menyarankan untuk mengupgradenya saja menjadi Windows 7 atau 8. Namun aku tetep keukeuh mempertahankan Windows XP. Duh, aku ketinggalan banget ya! Enggak keren ah. 

Aku jadi ingat di tahun 2014 lalu, aku ikut workshop pembuatan game di ruang teater FT UNY menggunakan software contruct 2. Sebenarnya kita buat game sederhana kok. Yang pasti enggak perlu pemrograman yang ribet. Pada waktu itu kita belajar membuat game kartu, macam uno gitu yang kemudian diacak dan dicocok-cocokkan. Oleh kakak-kakak panitia, kita dipinjami flashdisk berisi Software Construct 2 dan modul pembelajaran dalam format Pdf. Nah ternyata consruct 2 enggak mau terinstall di laptopku, setelah dicoba beberapa kali, akhirnya aku menyerah. Kata temanku, Construct 2 tidak kompatibel dengan Windows XP. Tsahhhh menangis sendiri di pojokan. Upss lebai mode on. Untungnya kakak-kakak panitia, yang semuanya teman-temanku sendiri di organisasi Rekayasa Teknologi, mau berbaik hati meminjamkan salah satu laptopnya yang nganggur buat aku pakai. Problem solved.

Lho apa hubungannya cerita di atas dengan Av**a Antivirus? Wait, cerita ini belum selesai. Yuks lanjut. 

Kadang aku kasian sama laptopku. Udah programnya berat-berat. Kalau dipasang beberapa aplikasi tidak kompatibel. Bukan hanya construct 2 sih, software akuntansi MYOB dan juga Zahir student version enggak bisa terinstall dengan sempurna di laptopku. Di pertengahan tahun 2015 aku juga ikut suatu pelatihan menggunakan software statistik SPSS. Sudah bisa menebak kan apa endingnya? SPSS enggak mau terinstall di laptopku, meski trainernya sendiri yang menangani langsung. Ugh. Akhirnya, aku pinjam laptop panitia lagi deh. 

Sepertinya laptopku memang kudu dinstal ulang nih. Namun, saat itu belum ada niatan buat install ulang.

Pernah suatu hari, Si Av**a menyala merah dan mendeteksi ada malware berbahaya di laptopku. Kemudian aku klik scanning button. Aku pikir oke-oke aja sih. Kemudian keeesokan harinya ketika aku menghidupkan laptop, biasanya ada tampilan seperti gambar di bawah ini nih sambil loading.
Nah setelah prosesnya selesai, layar mendadak gelap dan ada tulisan aplikasi tidak bisa dijalankan. Kemudian ketika aku klik OK, baru aku bisa membuka Windows. Padahal sehari sebelumnya laptopku masih baik-baik saja. Untungnya hal tersebut tidak mengganggu program-program yang lain. Tapi kan aku jadi mangkel dibuatnya.

Cerita berikutnya adalah ketika DropBox, cloud storage yang aku pakai buat menguduh file tidak bisa dijalankan. Aku enggak bisa membuka Ms word dan Excel versi online. Padahal beberapa file di grup facebook yang aku ikuti hanya bisa dibuka meggunakan DropBox. Ini semua terjadi, karena lagi-lagi Si Av**a mendeteksi ada malware berbahaya dan langsung aku scan. Jadilah DropBox-ku error. Meski si DropBox sudah aku uninstall dan install ulang, tetap saja dia enggak mau kembali seperti sediakala.

Sempat gemes sendiri sih karena terkadang muncul semacam bug gitu, di mana kudu aku klik Ok berkali-kali hingga bug tersebut hilang. Ini kan mengganggu banget. Selain itu, laptopku enggak bisa menerima semua Flash Disk. Hanya Flash Disk tertentu. Padahal sebelumnya tidaklah demikian. Parah kan?

Puncak-puncak kekesalanku terjadi pada hari Jumat kemarin. Seperti biasa, si Av**a mendeteksi ada malware berbahaya. Namun kali ini aku sudah males menanggapinya. Kemudian aku klik control pannel, remove Av**a. Say goodbye to Av**a. Ternyata tanpa antivirus, enggak butuh waktu lama untuk membuka file yang berat. Was-wus. Jadi cepet.

Beberapa aplikasi yang berat atau jarang banget aku pakai, langsung aku remove. Banyak juga ternyata program-program yang sebenarnya enggak penting atau jarang aku pakai, tapi tetap aku pertahankan. Beberapa game berat sepert DMC 3 (aku enggak suka game ini), langsung aku uninstall. Aplikasi Inventor (aku pakai ini waktu pelatihan pembuatan desain alat) juga aku uninstall. 

Ada kesalahan cukup fatal ketika aku meng-uninstall program-program tersebut. Tanpa kuketahui ternyata aku me-remove data modemku. Ketika aku mencoba untuk menghubungkannya dengan internet, tidak bisa. Redial terus dan tidak ada sinyal satu pun. Aku tidak tahu bagaimana caranya menginstall kembali data modemku. Sudah aku coba beberapa kali tapi tetap tidak bisa. Aku menyerah. Seandainya ada anak IT di kosku, mungkin problem seperti ini bisa diselesaikan dengan mudah.

Keesokan paginya, si Laptop aku periksakan ke Hiro Computer Service. Berhubung Mas teknisi datangnya agak siangan, jadinya aku kudu sabar menunggu. Sambil terus aku utak-atik si laptop. Yey siapa tahu kan bisa kembali normal. Bosan nunggu, aku log off. Beberapa saat kemudian ketika aku mencoba log-in. Si laptop terkunci dengan password dan username yang aku tidak tahu. Tadi aku klik-klik apaan coba? Arinta sotoy deh.

Then, aku datangi tuh salah satu cabang Asus di Gejayan. Solusinya kudu install ulang. Kemudian, aku balik lagi ke kos. Aku sms temanku Deradi Harsi (anak IT 2011) dan juga Ibnu Hakim (anak elektronika 2012). Sms dari Dera gagal, sepertinya nomernya sudah ganti. Sedangkan dari Ibnu belum ada balasan.  Sebenarnya enak sih kalau punya teman anak IT atau elektronika yang jago di pemrograman. Aku bisa minta bantuan mereka untuk mengatasi masalah tersebut. Besok aku cari suami anak teknik aja ahhhh. Hadeh, Arinta sudah mulai OOT nih.

Skip. Skip. Lanjut.

Berhubung belum ada balasan sms dari Ibnu, sorenya aku datang kembali ke Hiro Computer Service, kata masnya, karena sudah seperti ini kudu diinstal ulang. Oke deh kali ini aku install ulang laptopku. Bukan karena aku takut datanya enggak bisa dibuka atau apa. Tapi memang selayaknya nih laptop kudu di-upgrade. Daripada error mulu, enggak bisa mendeteksi Flash Disk yang masuk, juga beberapa aplikasi enggak bisa dijalankan. Finally, aku bilang ke Masnya untuk upgrade ke Windows 7. Enggak tahu kenapa aku ogah Windows 8. Mungkin kapan-kapan aja. 

4,5 jam kemudian. Laptopku dah beres. Senang banget rasanya. Sekarang performanya lebih cepat. Lebih ringan.

Meskipun demikian, aku tetap sedih, karena kehilangan data, level, serta upgrade skill untuk game yang pernah aku mainkan, seperti Prototype 1. Aku main Prototype jika ada waktu luang. Aku sudah sampai level 5 kalau enggak salah. Udah melawan para bos (istilah yang merujuk pada musuh utama dalam game) di setiap level. Udah menyelesaikan misi-misi. Membunuh monster dan tentara jahat. Untuk kamu yang mentalnya enggak kuat dengan darah, aku saranin enggak usah main ini. Yang pasti aku bakalan kangen sama Alex Mercer dan juga rahasia dibalik kekuatan supernya. 

Well, ini tampilan dekstopku sekarang. Belum aku utak-atik lagi. Entarlah. Gampang.
Beruntung. Masih ada game-game seperti Zuma dan Plant Vs Zombie yang datanya masih tersimpan aman di Local Disk D. Meski untuk memulainya harus dari nol lagi. 
Yang penting jangan takut deh untuk belajar dari kesalahan. Jangan mudah panik jika mendadak mendapat problem. Tenang. Tenang. Tenang. Cari solusi!

Selasa, 15 September 2015

Sepenggal Episodeku Dengan Linda Armitasari

Sabtu, 12 September 2015

Sore itu setelah sekitar pukul 16.00 WIB, Mbak Linda Armitasari datang berkunjung ke Rumah Cinta Ulya. Mbak Linda datang bersama keponakannya, Vivin. Perlu diketahui bahwa Mbak Linda merupakah salah satu UlyaMate alias pernah menghuni kos Ulya. Baru beberapa bulan Mbak Linda meninggalkan Ulya. Meninggalkan kenangan dan kesan mendalam bagi kami. Bersama Vivin, Mbak Linda tinggal di kos baru yang lokasinya berada di daerah Ngampilan. 

Mbak Linda kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2010 dan mengambil program studi ilmu fisika. Di sela-sela aktivitasnya sebagai admin di Nusantara Peduli (lembaga yang bergerak di bidang sosial dan dakwah), jualan jilbab dengan brand El-Theta Collection (baru berjalan kurang lebih 3 bulan), terkadang Mbak Linda meluangkan waktu mengikuti kajian-kajian keagamaan yang diadakan di masjid-masjid di sekitar kampus.

Apalagi pas bulan Ramadahan kemaren, pernah kami berangkat bersama mengikuti kajian di Masjid Nurul Asri Deresan (Masjidnya asyik lho, sering mendatangkan ustadz dan ustadazah kondang dari ibukota). Terakhir aku ikut kajian sekitar bulan Agustus. Masjid Nurul Ashri kala itu mendatangkan seorang imam besar Islamic Center di New York, Imam Syamsi Ali. Wuihh aku sampai mencermati setiap tutur kata yang keluar dari mulut beliau. Sempat aku mau buat postingan khusus tentang beliau di blog ini. Namun hingga kini belum sempat. Intinya Imam Syamsi Ali begitu hebat bisa membuka dialog terbuka terhadap Rabi yahudi, pemimpin umat kristiani serta politisi di kota New York. Yah tahu sendirilah, pasca tragedi 11 September, Amerika memiliki ketakutan yang besar terhadap islam (Islamofobia).

Aku sendiri kalau ikut kajian akan memilih topik tertentu. Topik bahasan yang aku suka diantaranya muslim entrepreneurship, parenting, islam dan sains, serta sejarah peradaban islam. Pun meski aku tidak mengikuti kajian, aku masih bisa belajar via internet atau buku. Terkadang aku berpikir ingin bertemu dengan seorang yang mendalami sejarah peradaban islam. Berdiskusi tentang perkembangan sains dan teknologi,atau ilmuwan-ilmuwan muslim zaman dahulu serta temuan-temuan mereka terhadap ilmu pengetahuan. Aku merindukan sosok seperti Harun Yahya, yang menulis buku-buku tentang sains dan islam. Hingga kini aku belum menemukan sosok seperti itu. Semoga suatu saat nanti Tuhan Penggenggam Semesta memberikanku kesempatan bertemu dengan sosok yang demikian. Amin. 

Oke cukup sudah ceritanya. Kembali ke Mbak Linda. 

Kebersamaan kami (anak-anak Ulya) begitu terasa di hari sabtu dan minggu. Yups setiap Sabtu dan Minggu ba'da Subuh kami memiliki agenda khusus yakni Tahsin Quran. Dan Mbak Linda kami daulat sebagai guru tahsin kami

Mbak Linda orangnya sabar. Murah senyum. Cantik. Senang berbagi. Jiwa sosialnya tinggi. Perawakannya tinggi kurus. Mbak Linda, please ya makan yang banyak biar gemukan dikit.

Mbak Linda berasal dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Selain suka berbagi, Mbak Linda orangnya asyik. Pernah suatu ketika kami berdiskusi seru tentang pertanian di Sumbawa. Maklumlah, keluarga Mbak Linda adalah petani. Jadi tak heran ketika dia melempar topik ini sebagai bahan diskusi, aku adalah orang yang antusias untuk mendengarkan dan menanggapi. 

Kini Mbak Linda kuliah S2 di UGM dan tetap linier mengambil konsentrasi ilmu fisika. Aku ingat beberapa waktu sebelumnya, dia begitu sibuk mengunggah data dan persyaratan untuk masuk jenjang S2 di UGM. Mbak Linda mengunggah banyak berkas melalui koneksi internet. Berhubung kuota internetnya habis padahal sedang dalam proses unggah data, dia jadi risau. Takut-takut data-datanya tidak terunggah sempurna. Akhirnya Mbak Linda menghampiri menghampiri kamarku untuk meminjam kartu Tri-ku. Kamar kami memang bersebelahan. 

Hal yang paling berkesan saat aku bersama Mbak Linda adalah ketika puasa kemarin. Mbak Linda mengajakku berbagi rejeki nasi kotak kepada tukang becak, gelandangan, dan kaum duafa yang kami temui di jalan sepanjang UGM hingga Perempatan Sagan. Sudah kubilang bukan sebelumnya bahwa Mbak Linda jiwa sosial tinggi? 

Kedatangan Mbak Linda Sabtu kemarin ke kos Ulya memang sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya. Sebagai wujud syukur atas diterimanya di UGM, dia mentraktir seluruh penghuni Ulya di Warung Penyet Alamanda. Acara ini sekaligus launching brand jilbab El-Theta Collection. Eniwei Mbal Lind, makasih ya traktirannya. Sering-sering juga aku mau kok. Aih ngarep.com. Barakallah Mbak Linda. Semakin banyak rejeki dan dicintai. 

Coba aku absen dulu beberapa penghuni Ulya yang hadir saat itu. Ada my roommate Arum, juga Mbak Asih, Mila, Icha, Ningsih, Ira, Anis, dan Mbak rina. Yang tidak bisa hadir pada saat itu, Nurul Mutiara dan Hindun. Sayang sekali kalau enggak hadir, padahal ayam tulang lunaknya lezat lho. Sambalnya cetar membahana. Eh penting apa bahas kayak gini :p 

Ya udah sekian dulu deh ceritaku kali ini. Next time semoga bisa buat cerita yang lebih menarik. See ya!